Hotel Grage, Cirebon, 13 Oktober 2013.
Minggu
yang menggalaukan. Gimana nggak menggalaukan? Aku harus memilih antara
menghadiri wisuda Aa ( red: Adik lelaki) dan seminar Sehat Qu. Aku sudah
mendapatkan tiket acara tersebut sebelum aku kembali ke kota Udang. Sedangkan
saat itu jadwal wisuda Aa belum ditetapkan. Setelah memilah dan
mempertimbangkan, aku memutuskan untuk
membagi waktuku.
Aku
memilih untuk menghadiri seminar, lalu meluncur ke acara wisuda Aa. Aku tak
ingin semuanya terlewati. Aku meluncur dari rumah bersama keluarga, terlebih
dahulu menghantarkanku ke tempat seminar. Aku akan segera meluncur ke acara
wisuda Aa setelah setengah acara.
Aku
mulai melangkahkan kakiku ke acara seminar. Acara seminar Sehat Qu bareng Buya
Yahya diselenggarakan di Hotel Grage, Cirebon.
Acara seminar Qu bareng Buya Yahya bersama 9 dokter spesialis dan umum. Acara
sehat Qu mengambil tema “Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati”. Nara sumber
yang mengisi acara Sehat Qu, sebagai berikut: dr. Richardi, Sp. OG., dr. M.
Edial Sanif Sp. JP., dr. Wawan Hermawan Sp.A, dr. Wizhar Syamsuri Sp. PD., dr.
Ahmad Muqoyyim MM., drg. Duror En Nasik, drg. Hilda Syafei, dr. Tresnawaty
Sp.B.
Acara
Sehat Qu bareng Buya Yahya dipandu oleh dua Mc yang berkharisma Riyadh Syahdan
dan Muthia Kayyisah serta sebagai moderator dr. Rio Adhi Wicaksono. Mc mengalihkan tugasnya kepada moderator, dr.
Rio Adhi Wicaksono. Moderator mulai beraksi memadukan acara.
“Siapa yang tahu mengenai tugas sebagai
dokter?” ujarnya. Dokter Rio sambil berjalan turun menghampiri salah satu
peserta. Ia menghampiri salah satu peserta. Beliau seorang Ibu yang duduk
disebelah kiri panggung.
“Dokter
bertugas untuk menyembuhkan”, ujarnya. Si dokter kembali ke atas panggung. Mulai menjelaskan
mengenal tugas pokok sebagai dokter.
“Tugas
dokter ada empat bagian yaitu sebagai promotif, preventif (pencegahan),
proaktif (pengobatan), dan rehabilitas (pemulihan)”.
Dokter
Rio mulai memandu acara yang pertama. Sesi pertama yang mengisi adalah Buya
Yahya, drg. Duror En Nasik dan drg. Hilda Syafei. Acara pembukaan dimulai
dengan alunan ayat suci Al Qur’an, yang dilantunkan oleh drg. Duror En Nasik.
Sesi
pertama, pembahasan pertama disampaikan oleh Buya Yahya dengan tema “Sehat
dalam Persepektif Islam”. Dalam Islam, kesehatan melingkupi dua hal yaitu
menjaga dan menggobati. Dalam Islam lebih banyak mengatur untuk menjaga kesehatan
daripada mengobati, terutama menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan. Seperti:
pasangan yang halal dan jelas (tidak
boleh berganti pasangan), makan berhenti sebelum kenyang, dan lain-lain.
Rasulullah
menganjurkan berobat bagi yang sakit. Beliau berkata “Datangkan seorang dokter
(Thobib) kepada orang sakit tersebut”. Allah
tidak menurunkan penyakit kecuali ada obatnya. Satu penyakit yang tidak ada
obatnya yaitu penyakit tua.
Rasulullah
menganjurkan untuk mendapatkan obat jika terkena penyakit. Kita dianjurkan
bertawakal, setelah kita berusaha. Hal yang terpenting adalah keyakinan untuk
sehat ala Rasulullah adalah menjaga kesehatan sebelum sakit.
Dokter
Gigi Duror En Nasik dan drg. Hilda Syafei menyampaikan tema “Menjaga Kesehatan
Gigi ala Rasulullah”. Menjaga kesehatan
mulut dan gigi sangat penting karena mulut merupakan gerbang segala penyakit. Apabila
kita tidak menjaga kebersihan mulut dan gigi maka berbagai penyakit akan
terjangkit, seperti: kanker mulut, stroke, jantung, kelahiran premature, dan
seterusnya. Minimal perawatan gigi adalah enam bulan sekali dan menggosok gigi
setelah makan dan mau tidur.
Acara
diselang dengan penampilan marawis yang dipersembahkan oleh para santri Al
Bahjah. Sesi selanjutnya, dengan tema “Kanker Serviks dan Pencegahannya” oleh
dr. Ricardi Sp.OG. Kanker serviks adalah penyakit ganas urutan pertama di
dunia. Setiap dua menit sekali, seorang wanita meninggal akibat kanker serviks.
Kanker serviks adalah penyakit yang di derita wanita. Keganasan pada leher Rahim (serviks), yang merupakan
bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina).
Kanker
serviks disebabkan oleh virus Human Papilloma (HPV). Faktor resiko yang mempermudah terkena kanker
serviks adalah hubungan seksual dini ( dibawah 17 tahun), mitra seksual ganda,
infeksi dengan virus HPV, status social ekonomi lemah, perokok, gizi buruk,
infeksi HIV, pasangan seks (suami) yang tidak setia. Gejala kanker serviks dan
infeksi HPV stadium dini berlangsung tanpa gejala. Kanker serviks dialami pada
usia reproduktif usia 30-50 tahun.
Penyakit
ganas dengan urutan kedua adalah kanker payudara. Kanker payudara dapat menimpa
kaum laki-laki dan wanita. Kanker payudara dapat terjadi pada usia 35-45 tahun,
terutama kaum wanita. Factor resiko terjadinya kanker payudara adalah riwayat
keluarga, menstruasi pertama sangat dini, tidak menyusui anak, diet tinggi
lemak. Kanker payudara tidak dapat
dicegah atau dihindari. Modal utama penderita adalah survive. Jadi yang harus
dilakukan adalah SADARI “Periksa Payudara Sendiri”, paparan dr. Tresnawati
Sp.B.
Kita
harus lebih peduli tentang kesehatan, terutama kebersihan diri sendiri. Apalagi
seorang wanita yang akan menjadi “dokter” untuk suami dan anak-anak. Jadilah wanita
yang peduli dengan kebersihan dan kesehatan diri sendiri serta lingkungan.
“Kalau bukan kita yang
peduli, lalu siapa yang akan peduli? “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar