Senin, 14 Oktober 2013

Sehat Qu Ala Rasulullah


Hotel Grage, Cirebon, 13 Oktober 2013.
Minggu yang menggalaukan. Gimana nggak menggalaukan? Aku harus memilih antara menghadiri wisuda Aa ( red: Adik lelaki) dan seminar Sehat Qu. Aku sudah mendapatkan tiket acara tersebut sebelum aku kembali ke kota Udang. Sedangkan saat itu jadwal wisuda Aa belum ditetapkan. Setelah memilah dan mempertimbangkan, aku memutuskan  untuk membagi waktuku.
Aku memilih untuk menghadiri seminar, lalu meluncur ke acara wisuda Aa. Aku tak ingin semuanya terlewati. Aku meluncur dari rumah bersama keluarga, terlebih dahulu menghantarkanku ke tempat seminar. Aku akan segera meluncur ke acara wisuda Aa setelah setengah acara.
Aku mulai melangkahkan kakiku ke acara seminar. Acara seminar Sehat Qu bareng Buya Yahya diselenggarakan di Hotel Grage, Cirebon.  Acara seminar Qu bareng Buya Yahya bersama 9 dokter spesialis dan umum. Acara sehat Qu mengambil tema “Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati”. Nara sumber yang mengisi acara Sehat Qu, sebagai berikut: dr. Richardi, Sp. OG., dr. M. Edial Sanif Sp. JP., dr. Wawan Hermawan Sp.A, dr. Wizhar Syamsuri Sp. PD., dr. Ahmad Muqoyyim MM., drg. Duror En Nasik, drg. Hilda Syafei, dr. Tresnawaty Sp.B.
Acara Sehat Qu bareng Buya Yahya dipandu oleh dua Mc yang berkharisma Riyadh Syahdan dan Muthia Kayyisah serta sebagai moderator dr. Rio Adhi Wicaksono.  Mc mengalihkan tugasnya kepada moderator, dr. Rio Adhi Wicaksono. Moderator mulai beraksi memadukan acara.
 “Siapa yang tahu mengenai tugas sebagai dokter?” ujarnya. Dokter Rio sambil berjalan turun menghampiri salah satu peserta. Ia menghampiri salah satu peserta. Beliau seorang Ibu yang duduk disebelah kiri panggung. 





“Dokter bertugas untuk menyembuhkan”, ujarnya.  Si dokter kembali ke atas panggung. Mulai menjelaskan mengenal tugas pokok sebagai dokter.
“Tugas dokter ada empat bagian yaitu sebagai promotif, preventif (pencegahan), proaktif (pengobatan), dan rehabilitas (pemulihan)”.  
Dokter Rio mulai memandu acara yang pertama. Sesi pertama yang mengisi adalah Buya Yahya, drg. Duror En Nasik dan drg. Hilda Syafei. Acara pembukaan dimulai dengan alunan ayat suci Al Qur’an, yang dilantunkan oleh drg. Duror En Nasik.
Sesi pertama, pembahasan pertama disampaikan oleh Buya Yahya dengan tema “Sehat dalam Persepektif Islam”. Dalam Islam, kesehatan melingkupi dua hal yaitu menjaga dan menggobati. Dalam Islam lebih banyak mengatur untuk menjaga kesehatan daripada mengobati, terutama menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan. Seperti: pasangan yang halal  dan jelas (tidak boleh berganti pasangan), makan berhenti sebelum kenyang, dan lain-lain.
Rasulullah menganjurkan berobat bagi yang sakit. Beliau berkata “Datangkan seorang dokter (Thobib) kepada orang sakit tersebut”.  Allah tidak menurunkan penyakit kecuali ada obatnya. Satu penyakit yang tidak ada obatnya yaitu penyakit tua.  
Rasulullah menganjurkan untuk mendapatkan obat jika terkena penyakit. Kita dianjurkan bertawakal, setelah kita berusaha. Hal yang terpenting adalah keyakinan untuk sehat ala Rasulullah adalah menjaga kesehatan sebelum sakit.

Dokter Gigi Duror En Nasik dan drg. Hilda Syafei menyampaikan tema “Menjaga Kesehatan Gigi ala Rasulullah”.  Menjaga kesehatan mulut dan gigi sangat penting karena mulut merupakan gerbang segala penyakit. Apabila kita tidak menjaga kebersihan mulut dan gigi maka berbagai penyakit akan terjangkit, seperti: kanker mulut, stroke, jantung, kelahiran premature, dan seterusnya. Minimal perawatan gigi adalah enam bulan sekali dan menggosok gigi setelah makan dan mau tidur.
Acara diselang dengan penampilan marawis yang dipersembahkan oleh para santri Al Bahjah. Sesi selanjutnya, dengan tema “Kanker Serviks dan Pencegahannya” oleh dr. Ricardi Sp.OG. Kanker serviks adalah penyakit ganas urutan pertama di dunia. Setiap dua menit sekali, seorang wanita meninggal akibat kanker serviks. Kanker serviks adalah penyakit yang di derita wanita. Keganasan  pada leher Rahim (serviks), yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina).
Kanker serviks disebabkan oleh virus Human Papilloma (HPV). Faktor  resiko yang mempermudah terkena kanker serviks adalah hubungan seksual dini ( dibawah 17 tahun), mitra seksual ganda, infeksi dengan virus HPV, status social ekonomi lemah, perokok, gizi buruk, infeksi HIV, pasangan seks (suami) yang tidak setia. Gejala kanker serviks dan infeksi HPV stadium dini berlangsung tanpa gejala. Kanker serviks dialami pada usia reproduktif usia 30-50 tahun.
Penyakit ganas dengan urutan kedua adalah kanker payudara. Kanker payudara dapat menimpa kaum laki-laki dan wanita. Kanker payudara dapat terjadi pada usia 35-45 tahun, terutama kaum wanita. Factor resiko terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, menstruasi pertama sangat dini, tidak menyusui anak, diet tinggi lemak.  Kanker payudara tidak dapat dicegah atau dihindari. Modal utama penderita adalah survive. Jadi yang harus dilakukan adalah SADARI “Periksa Payudara Sendiri”, paparan dr. Tresnawati Sp.B.
Kita harus lebih peduli tentang kesehatan, terutama kebersihan diri sendiri. Apalagi seorang wanita yang akan menjadi “dokter” untuk suami dan anak-anak. Jadilah wanita yang peduli dengan kebersihan dan kesehatan diri sendiri serta lingkungan.
“Kalau bukan kita yang peduli, lalu siapa yang akan peduli? “

Waktunya meluncur ke agenda lain. Hehehe…Oleh-oleh hari Minggu yang menggalaukan. Semoga bermanfaat.  ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar