Rabu, 03 September 2014

Notaris atau PNS?

Jadi Notaris atau PNS?
Aku tetap setia ingin menjadi Notaris. Simple alasannya, perkerjaannya dapat dilakukan dirumah dan dapat menghandle urusan rumah setiap waktu. Plus dapat penghasilan yang cukup. Cukup buat umrohin plus hajiin keluarga, cukup beli rumah, cukup beli mobil, cukup bangun klinik gratis, cukup umrohin sahabat, cukup bangun sekolah gratis, cukup window shopping bareng sahabat, cukup untuk silaturahmi dengan sahabat, cukup bangun rumah kreatif bacaan, cukup berguna untuk sesama, cukup segalagalanya...
Semoga Tuhan mengabulkan dan mempercepat semuanya. Dan membantu pantaskan diri ini dalam mewujudkan hal tersebut. Amiin

Kamis, 21 Agustus 2014

(meng) Gila

Kegilaan yang terulang. Seperti baru kemarin, aku mengenalmu untuk pertama kalinya. Kita memulai dengan banyak berdiskusi dari A-Z. Dan aku menyukai gayamu dalam memaparkan pendapatmu. Pendapat yang terbungkus elegan dan simple. Lagilagi aku menggila kembali. Kegilaan atas dirimu. Meskipun aku harus sadar bahwa kau telah berbeda. Aku hanya dapat menikmati kehadiranmu sesaat. Tidak seperti dahulu. Waktumu sepenuhnya untukku. Sudahlah. Kau tetap yang aku kagumi. Rasaku tak pernah pundar, hanya porsinya yang berbeda. :)

Jumat, 08 Agustus 2014

KEMBALI

              Beberapa hari ini, kau menemani kehidupanku. Meskipun berbeda. Iya. Berbeda, karena kau telah berdua. Rasanya tak gampang, menyadari bahwa kau telah mendua. Namun itulah kenyataannya. 
Berbagai sharing mengenai pekerjaan hingga bisnis baru yang kau dirikan. Alur ceritamu, aku menyimak. Aku bahagia, kau telah hidup makin lebih baik dari sebelumnya. Setidaknya, kau makin matang dalam bersikap.

Kamis, 31 Juli 2014

Surat Kilat

      Tengah malam, aku membuka lappy-ku. Jemariku mulai bersselancar mengetik huruf demi huruf. Tibatiba jemariku mengklik situs yahoo, mengklik email. Aku mulai mengamati barisan email yang bejibun yang sudah lama aku tak cek notification. Mataku melirik sudut dan tersimpan folder khusus, tertulis namamu. Memoriku mulai melayang untuk pertama kali kita berjumpa. Hingga akhirnya berakhir. 
      Memori yang masih tersimpan rapih, meskipun kita telah berpisah. Bagaimana awal kita berkenalan hingga perpisahan. Tersimpan rapih, seperti buktibukti emailmu yang terpatri dalam dinding emailku. Jemariku mulai memainkan perannya. Tanpa sadar, aku mengklik tulisan email. Aku mengirimkan email untukmu. Aku baru menyadari saat email tersebut sudah terkirim. Aku lupa apa yang sudah aku tuliskan. Saat aku mengeceknya di email keluar, ternyata tak ada email terkirim. Entah kemana email tersebut. Apakah tetap terkirim atau memang emailku yang eror. Entahlah. Aku tak peduli. Aku juga bingung sendiri kenapa tibtiba mengirimkan emai untuknya. Aku sudah tak ingin berinteraksi langsung denganmu via telefon maupun sms. Email masih dimaklumkan karena untuk sampai kemungkinannya kecil dan kau jarang mengecek emailnya. Tapi tetap saja, aku tidak akan menghubungimu terus. Mungkin aku mengirimmu email untuk terakhir kalinya. Segala kebaikan terlimpahkan untukmu sekeluarga. Doa adalah sebaikbaiknya cinta yang sesungguhnya. :)
 

Rabu, 30 Juli 2014

Tentang K.I,T.A

Kamu masih ada dalam benakku, meskipun waktu sudah bergulir lama. Tak akan pernah lupa, bahkan tergantikan. Aku masih ingat pesan terakhirmu yang berulangulang kau katakan. "Baikbaik disana ya", pesanmu. Hingga saat ini, aku masih mengingatnya. 

Iya, aku akan baikbaik saja. Begitu pun denganmu disana. Aku berharap kau makin bahagia dengan situasi yang kau pilih. Aku tak mau mendengar hal yang terpuruk darimu. Aku yakin kau akan menjadi insan yang lebih baik. 

Kau masih ingat dengan impianmu? Impianmu menyebarkan kebaikan dan membantu banyak orang. Apa sudah kau lakukan? Atau mempersiapkannya? Aku berharap kau tetap melanjutkan impianmu dan menjadi nyata, tidak hanya sekedar bunga tidur.

Aku tunggu kabar tentangmu. Tentang kebahagianmu. Tentang wujudkan impianmu. Aku menunggu kau makin menjadi insan yang lebih hebat dan mulia. Ingat janji kita. Tetap berusaha menjadi insan yang lebih baik dihadapan Tuhan maupun makhlukNya. Jangan berhenti terus berkembang dan tumbuh. Aku yakin kita dapat melakukannya. 

Doaku akan selalu ada untukmu disetiap sujudku. Aku hanya ingin kau makin bahagia dan bersinar. Tetaplah menggali potensimu, dear. Dimanapun kau berada, aku berdoa kau baikbaik saja. Aku hanya ingin katakan "aku merindumu saat ini". :)

Selasa, 08 Juli 2014

C.E.R.I.T.A




Hai chery, apakabar? Sudah lama, aku tak menngunjungimu. Kamu pasti marah padaku. Jangan ngambek dulu. Aku kan jelaskan kenapa aku jarang menyentuhmu. Banyak kejadian yang menimpaku. Aku ingin bercerita padamu. Ujungujungnya kuota modemku lenyap. Aku keseringan lupa mengisinya. Maafkan aku, chery. :)

Chery, aku dipertemukan dengan orang-orang yang peduli terhadap pendidikan maupun sosial, terutama dikawasan Cirebon. Chery masih ingatkah? Saat aku mengeluh bahwa aku belum dipertemukan dengan orangorang yang konsen terhadap sosial, terutama pendidikan. Kini kekhawatiran tersebut terjawab. Satu persatu, aku dipertemukan dengan mereka. Ada Teh Atik, Mas Anwar, Mas Alif, Mas Cecep, Mas Jili, Mas Alam. Meskipun belum semua, aku bertemu dengan mereka. Baru mendapat cerita dengannnya. Tapi aku tetap bahagia dapat mengenal mereka.

Mereka adalah utusan Tuhan untuk menghantarkan dan membantuku dalam mewujudkan impianku. Salah satunya, mendirikan sekolah khusus untuk anakanak kurang mampu. Chaery ada sesuatu yang tak pernah aku bayangkan. Kemarin aku ditunjuk sebagai kepala sekolah rintisan sekolah di pondok.

Awalnya, aku menolak karena aku merasa tak pantas dan ilmuku sangat minim tentang sekolah. Mesipun aku mempunyai impian mendirikan sekolah namun aku belum mempelajarinya. Sekarang aku ditunjuk sebagai kepala sekolah, khusus anakanak tahfidz. Sesuatu yang tak ternilai mendapatkan kesempatan tersebut, apalagi mengurusi anakanak yang istimewa melantunkan, memahami, dan menghafalkan ayatayat Al Quran. 

Yang aku tak mengira adalah yang menunjuk langsung adalah Buya atas rekomendasi isi forum. Aku "ditodong" langsung dalam forum. Aku tak mampu menolak bila yang menunjuk langsung adalah Buya. Aku tak mampu menolak, Chery. Jadi sekarang aku mempunyai amanah dalam pendirian sekolah di pondok. Kita ada tim inti, terdiri dari empat orang. Doakan kami agar dapat menjaga amanah tersebut dan dilancarkan serta dimudahkan dalam menjalankannya. Diberikan rasa ikhlas dan istiqomah. Tolong doakan kami, Chery.

Chery, aku cukupkan ceritanya. Aku mau siapsiap mau pergi belajar. Terimakasih chery sudah mendengarkan ceritaku. Aku usahakan untuk mengunjungimu. :)

Sabtu, 17 Mei 2014

Cemburu Terselubung

Cemburu? Hmm... Iya, aku memang si pencemburu. Tapi nggak sama kamu juga. Aku pikir semua rasa tentangmu sudah sirna, sejak aku mengetahui "sesuatu" tentangmu. Menghilangkan rasa, tepatnya mengendalikan rasa atasmu. Percikan rasa yang makin berkobar, perlahan aku padamkan. Berhasil.


Tapi entah kenapa ketika aku mengetahui kau dengan dia bahkan ada foto kalian berdua. Rasa cemburu hadir kembali. Aku cemburu? Sepertinya iya, aku cemburu. Cemburu kau dengan dia. Itu hak mu dengan yang lain. Kita memang tidak ada hubungan apaapa. Tapi aku aneh sendiri dengan diriku sendiri. Kenapa aku cemburu? Anehkan.

Cemburu itu marah ga jelas. Cemburu itu kau dkat dengannya. Cemburu itu fokusmum padanya. Enthalah. Apa aku masih tersimpan rasa padamu? Yang pasti aku cemburu saat ini. Aku akui aku cemburu kau bersama dia. Apalagi aku tahu dia. Dia yang kau kenalkan saat itu. Ah sudah. Aku tak mau dimainkan oleh rasaku. Jadi geli sendiri ketika aku menyadari aku masih ada rasa padamu dan hadirnya cemburu tersebut. Cinta yang terselubung diantara pikiran dan hati yang terkendalikan. Yuhuyyy..... Terimakasih sudah buat aku cemburu. Dan aku sadar dengan posisiku. Nikmati rasaku tentang cemburuku.


Mei 2014

Jumat, 16 Mei 2014

Tentangmu (lagi)

Sejak pertama hingga saat ini, kau masih mengagumi. Aku juga tak mengerti. Padahal perlahanlahan aku mendapati keunikanmu, bahkan  membuatku kesal dengan keunikanmu tersebut. Aku gemes ingin sekali aku memberitahukanmu tentang sikapmu yang nggak banget. Malahan jika orang tahu tentang hal tersebut, dapat membuat dirimu tak ternilai. 

Entah. Apa aku yang terlalu peduli? Atau memang sikapku yang tak mau melihat seseorang yang aku kenal salah bersikap. Tanpa sadar sikapmu dapat menjatuhkan harga dirimu. Tak ternilai. Bahkan manusia yang paling jahat dalam versiku.

Sikap yang terlalu cuek dan kaku dapat menimbulkan kearogansian akut. Tanpa sadar dengan mudah meremehkan orang lain. Bahkan perlahanlahan orang-orang tak betah dekat denganmu dan lari meninggalkanmu. Sebenarnya kau sadarkah hal tersebut?

Aku sudah cukup mengingatkan sikapmu tersebut. Namun apa yang aku dengar. Kau makin menjadijadi, bahkan terlalu akut. Dengan cara seperti apa agar kau dapat mengubah sikapmu tersebut. Aku yakin kau dapat berubah. Kau sudah menunjukan perubahan sikapmu tapi kenapa hanya kepada orang tertentu saja? Apalagi sikapmu padaku tak sama dengan orang terdekatmu. Kenapa dibedakan? Orang terdekatmu itu harus mendapatkan sikap baikmu, bukan hanya padaku. Mereka itu sama denganku. Yang perlu dihargai setiap apa yang mereka kerjakan. Mereka perlu diperhatikan ketika sakit. Tapi apa yang mereka dapatkan. Kau tak sedikitpun menanyakan keadaan mereka, malah kau tanyakan urusan bisnismu. Hanya bisnis, bisnis, dan bisnia.

Kau memang jahat, bahkan sangat jahat versiku. Tak peka dan nggak punya hati. Sampai kapan kau bersikap seperti itu. Aku tak mau melihat dan mendengarkanmu makin terpuruk atas sikapmu. Aku tak mau itu terjadi lebih parah. Aku bingung harus bertindak seperti apa terhadapmu. Andai saja kau mau berbagi denganku. Aku tak akan  sungkan untuk mengingatkanmu kembali. Iya. Hubungan kita tak seperti dulu. Sejak perceraian itu, seketika berubah semuanya. Terutama dirmu. Kemarahanmu. Oh tidak. Kemarahanmu yang membuatku takut. Entahlah. Aku masih teringat kemarahanmu yang luar biasa dan menakutkan.

Aku masih penasaran kenapa kau sangat marah saat itu? Aku sadar kau marah atas sikapku. Tapi biasanya tak semarah itu. Apa karena aku menyruhmu memakai topeng saat kita berjumpa? Kenapa juga kau tak memilih memakai topeng? Jika kau memakai topeng, aku tak akan marah lagi. Sebenarnya kemarin aku hanya kesal dan bingung menghadapimu. Iya menghadapimu lebih susah aku tanggani daripada menghadapi anakanak. Anakanak masih dapat diajak bicara apa maunya sedangkan diri diajak bicara sangat susah. Jadilah timbul sikapku yang kurang bersahabat. Kapankapan tolong jawab rasa penasaranku ya.  Cerita tentangmu tak ada habis-habisnya. Dan aku selalu tak tentangmu padahal aku tak mencari tahu tentangmu. Hufhhh....

Mei 2014

Kamis, 15 Mei 2014

Surat Si Coklat

Dear, Tibatiba aku ingin menyapamu. Apakabar? Sudah tak menyapamu. Bukannya aku lupa tapi aku nggak mau kau tahu keadaanku saat ini. Aku hanya butuh waktu. Dan sekarang aku sudah menguasai waktu. Bahkan aku sudah menyaksikan pagelaranmu dari jauh. Kali ini, aku tak terlalu suka atas pagelaranmu. Kau terlihat sangat jelek, tak seperti biasanya memang 'jelek'. Padahal materinya sudah sangat matang. Kenapa kau tak maksimal? Wajahmu tak berseri. Atau mataku yang salah tangkap. Tidak seperti yang aku bayangkan. Dalam benakku, kau makin terlihat gagah, berani, mengeluarkan karisma yang luar biasa seperti tokoh yang kau lakoni. Setidaknya sukses atas pagelaranmu. Aku masih menunggu karyamu selanjutkan, bahkan lebih luar biasa. Aku boleh meminta sesuatu? Ajak aku menikmati es krim bersamamu. Hanya 10 menit, aku meminta waktumu.

SalamRindu

CC

#CintaItuKebaikan

Selasa, 06 Mei 2014

Kamu adalah Guruku

Ada yang berbeda di hari Minggu yang lalu, 4 Mei 2014. Aku bertemu kembali dengan anak-anak setelah hampir dua pekan tak berjumpa. Aku segera menuju ponpes. Dari kejauhan, mereka sudah memanggilku "Ustadzah.... Ustadzah.". Aku disambut dengan senyum tulus mereka. "Ustadzah, kita belajar disaung ini. Saung belakang dipakai", ujar Muh. Aku hanya menganggukan kepala pertanda mengiyakan. Sebenarnya aku tak mau dipanggil Ustadzah, cukup panggil aku "Kakak". Awalnya mereka menyetujui, tapi lamalama kelupaan. Mungkin mereka terbiasa memanggil dengan Ustadz/Ustadzah apalagi berada dilingkungan pesantren.

"Ustadzah, kelas kita sudah siap", ujar Kaisha. 
"Hayoo... Kita ke kelas.", sahutku. Langkahku dikuti langkah mereka.

Setiap weekend, aku berbagi dengan anakanak tahfidz. Mereka adalah anakanak tahfidz yang berusia 6-8 tahun. Ada tahfidz lelaki (Disebut Banin), terdiri dari Muhammad, Kaisha, Ibrahim, Ri'fan, Hazim, Hakam, Bahrudin. Ada tahfidz perempuan (disebut Banat), terdiri dari Adel, Dhea, dan Rahma. Aku berbagi dengan mereka sudah hampir 3 bulan. Aku ingin mempraktikan apa yang aku dapati. Alhamdulillah Allah mengirimkan mereka sebagai trial and eror untuk mempraktikan ilmu karakter yang aku pelajari selama ini.

Setahun ini, aku mempelajari tentang ilmu karakter, terutama parenting. Banyak hal yang aku praktikan dalam diriku sendiri, seperti the magic word ( Terimakasih, tolong, minta maaf, permisi). Setelah aku praktikan ternyata hasilnya luar biasa. Karena aku sudah merasakan hasilnya maka aku ingin berbagi dengan orang sekitarku. Bahkan aku ingin menerapkan kepada anakanak. Anakanak adalah generasi penerus untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. Pinjam istilah Ayah Edy yaitu Indonesia strong from home. Indonesia kuat dari rumah. Anakanak tidak ada yang salah, yang salah adalah orangtua yang belum mampu mendidik sesuai dengan sifat bawaan si anak. Dengan aku berbagi tersebut aku banyak belajar memahami karakter anakanak. Tak mudah membalikan telapak tangan, semuanya butuh proses. Tak ada yang instan, apalagi memahami karakter orang lain.


Tuhan menciptakan manusia unik dengan sifat bawaan yang berbeda serta misi visi tersendiri hidup di dunia.Setiap anak adalah jenius disetiap keahliannya masing-masing. Anak adalah anugerah yang sangat luar biasa yang diberikan Tuhan. Jadi berbahagialah jika kalian sudah mempunyai anak dan menjadi orangtua. Menjadi orangtua adalah panggilan mulia dari Tuhan. Sayangnya, menjadi orangtua tidak ada sekolahnya, seperti menjadi dokter. Menjadi orangtua harus terus belajar hingga akhir hayat. Dan bukan sesuatu yang mudah mennjadi orangtua. Keberhasilan anak ditentukan dengan orangtuanya sendiri. Baik tingkah laku maupun tutur kata. Orangtua adalah contoh bagi anaknya. Anak hanya menirukan apa yang dilihatnya, bukan sekedar ucapan. Waduh... Tibatiba melebar ceritanya. Jadi pengen punya anak sendiri. hehe....


Balik lagi yuk... 
Kemarin aku melakukan evaluasi atas materi yang telah aku berikan. Anakanak sebelumnya sudah aku beritahukan bahwa sekarang agendanya adalah evaluasi atau ulangan. Aku menegaskan pada mereka bahwa aku tak butuh hasil nilai kalian. Aku hanya butuh kejujuran kalian dalam mengerjakan soal yang diberikan. Mereka dengan cekatan meminta lembaran soal dan dengan cekatan mereka mengerjakannya. Aku memberikan soal yang berbeda setiap anak. Tidak maksud apaapa. Hanya ingin mengetahui kemampuan mereka atas apa yang sudah aku berikan. Dengan waktu 30 menit mereka dapat menyelesaikan dengan baik. Ujian selesai.


Setelah ujian selesai, aku menawarkan kepada mereka acara selanjutnya. "Kak, kita cerita aja yuk", sahut Ri'fan.  
Yang lain bersuara kembali "Iya, kita menulis cerita aja, Kak. Boleh nggak kita menulisnya di luaran?", tanya Hakam. 
 "Iya. Boleh.", sahutku. 

Akhirnya aku izinkan mereka menulis di alam bebas alias diluar kelas (saung). Aku mengamati satu persatu gaya mereka untuk mendapatkan inspirasi. Ada yang diduduk dibawah pohon. Ada yang tiduran dipinggir kolam. Ada yang nulis di pokokan. Ada yang memilih tetap di kelas. Beragam dan keceriaan mereka yang luar biasa. Aura kecerian mereka menyihirku. Rasa sedih, kecewaku terhadap duniaku, hilang sirna, setidaknya lupa tak teringat.hehe...

Aku telah jatuh cinta pada mereka. Mereka yang tulus memberikan senyuman. Berbagi cerita. Benar kata Mas Aris, "Anakanak sangat peka terhadap seseorang yang tulus kepada mereka. Mereka akan menyukai kita karena kita tulus menyukai mereka." Dunia anak adalah dunia tanpa beban. Dunia tanpa basa basi. Dunia tanpa topeng. Yang ada hanya dunia ketulusan. Iya, ketulusan untuk saling berbagi dan menciptakan kedamaian. Iya, kedamaian meskipun mereka sempat berselisih paham dan ujungujungnya mereka segera berdamai. Itulah dunia anak. Seharusnya orang dewasa belajar kepada anakanak, terutama para orangtua.


Mei 2014


Sabtu, 03 Mei 2014

Antara Sedih dan Bahagia

Nada dering sms handphoneku berbunyi. Tertera nama temanku, Jube. Sms Jube " Ditinggal nikah gimana rasanya?"


Hatiku langsung menuju memori yang sedang berlangsung. Iya. Aku sedang merasakan apa yang ditanyakan temanku. Bedanya, aku sudah tahu sejak beberapa tahun yang lalu. Dan kabar tersebut aku dengar kembali akhir tahun 2013, disaat aku sedang merayakan kemenanganku meraih kelulusan setelah dua tahun pendidikan kutempuh. 

Jika ditanya rasanya bagaimana? Aku hanya dapat menangis. Dan otomatis, ada rasa sakit dan kecewa. Karena sebelumnya kita tidak ada masalah apaapa, bahkan aku sering menanyakan sudah ada yang calon untukmu dari orangtuamu atau orang asli kotamu. Keluarganya meminta agar menikah dengan orang sedaerah. Aku sadar betul dengan posisiku. Meskipun aku berusaha dalam titik sadarku, tetap saja perasaan bermain. Alhasil, ketika ia mengatakan aku akan tunangan bulan februari dan menikah awal mei. Deg! Aku hanya diam kaku. Entah, apa yang dia pikirkan dengan mudahnya berkata seperti itu. Sedih? Jelas. Namun bukan berita pernikahan dia yang membuatku sedih, melainkan kebohongan dia menutupi kehadiran wanita lain dan tetap menjalin hubungan denganku, bahkan berusaha menyakinkanku untuk tetap bertahan. Dengan mudahnya berkata hal tersebut. Hanya butiran airmata yang tak dapat aku bendung. Pikiranku terpecah-pecah. Aku harus fokus dengan wisudaku dan menyambut kedatangan keluarga besar. Impian yang dia tanam dan menyakinkan. Hanyalah tinggal kenangan yang kelam.

Namun, kabar pernikahan dia ini bukanlah yang pertamakalinya. Dulu, ia pernah berkata serupa. Wah... Aku sangat kaget dan parah. Iya. Aku harus dengan segap mengendalikan diriku akan berita hal tersebut. Dan berdamai dengan diri sendiri memang tak mudah. Butiran air mata yang berharihari mengalir, tak akan pernah tergantikan. Aku hanya dapat lari kepelukanNya. Hanya Dia yang dapat menenangkanku. Hanya Dia yang memiliki jagad raya dan pemilik hati.

Sejak berita pernikahannya berkumandang. Akhirnya pagelaran yang mereka rencanakan ditampilkan. Sms undangan pernikahan telah mampir di layar handphoneku. Ada ejaan namanya dengan wanita lain. Aku jadi ingat sesuatu. Apakah sama dengan wanita itu yang ada di facebooknya beberapa waktu yang lalu? Aku lupa persisnya waktu kapan. Apakah sebelum berita itu disampaikan atau sebaliknya? Segera aku selancar. Aku ketik nama sang wanita. Nah. Ketemu. Ternyata benar. Dia adalah orang yang disembunyikannya selama ini. Lagilagi feelingku bermain dan benar. Feeling makin terbiasa kita asah, maka kita makin peka. Hmm.. aku tak abis pikir dengan mudahnya kau mebalikan semuanya. (Maklum aku memposisikan diriku sebagai korban. Jadi aku akan menyalahkan si pelaku)

Ditambah lagi menjelang hari pernikahanmu. Tibatiba kau hadir kembali, sejak kau mengatakan berita tsb. Aneh. Kau katakan "masih ingat, masa lupa". Kenapa pula kau mengingat aku? Sudah tak ada gunanya. Ingat saja wanitamu. 

Aku tak mengerti bagaimana rasaku saat ini? Apalagi hari ini, ia berikrar dan bukan untukku. Tidak ada niat, aku menandai hari pernikahannya, bahkan aku tak mau ingat. Eh. Tibatiba kakaknya sms aku mengingatkan hari ikrarmu. Tumpahlah seketika butiran airmata. Kadang aku berpikir apa kakaknya tak berpikir tentang hatiku ketika aku menerima sms tersebut. Aku tahu kakaknya taka da maksud apa-apa, hanya ingin membagi kebahagian. Tapi bukan kebahgaian yang aku dapat setelah kau mengirimkan sms tersebut. File antara aku dan dia, satu persatu terbuka makin lebar. Padahal aku berusaha menutupnya erat-erat dan aku kunci. Yang berefek dengan kesehatanku. Seketika demam menyerangku dengan suhu yang sangat tinggi. Ah. Kau tak akan mengerti dan paham dengan situasiku.

Aku juga kecewa dengan saudaranya. Pertemanan kita dihapus. Apa takut aku akan mengganggu adikmu?Oh No. Emangnya tidak ada lagi lelaki selain dia. Plis deh. Sikapnya tak mencerminkan apa yang diajarkan oleh agamanya. Bahkan orang menyebutmu dengan aktivis dakwah. Dengan sangat kercil berpikiran sepicik itu. Ah. Semoga apa yang aku pikirkan salah. (Lagilagi aku menempatkan diriku sebagai victim ) Aku sangat kecewa dengan sikapnya tersebut. Padahal aku sudah terlanjur sayang pada mereka. Aku hanya dapat menangis ketika merindukan mereka. Aku hanya sekedar mengirimkan sms "aku kangen", meskipun sangat jarang merespon. Tak apa. Yang penting mereka tahu bila aku merindukan mereka. Mungkin mereka berpikir aku hanya cari muka dan menginginkan menjadi bagian dari keluarga mereka. Itu salah besar. Aku sadari aku mengenal mereka, awalnya adalah karena anaknya. Tapi bukan karena itu aku menyayangi kalian. Aku juga tak pernah mengerti kenapa aku menyayangi kalian. Aku pun tak lupa menuliskan nama kalian di tanah haram ketika aku umroh kemarin. Aku berdoa kepadaNya untuk kebahagian kalian dan menginjakkan kaki ke tanah haram. Terkadang aku ingin sekali, kalian menghubungiku meskipun sekali. Tapi itu mustahil dan tak kunjung aku dapati. Ya sudahlah. Perlahanlahan aku akan menjauh dari kalian, meskipun rasa rinduku makin menimbun. Hanya baitbait doa dan air mata saat kusampaikan padaNya.

Aku sadar bahwa apa yang sudah kita lalui sudah diatur cantik oleh Sang Pemilik Cerita. Ia telah merancang episode yang indah, sebelum kita lahir dan tercatat di kitab. Episode denganmu adalah episode yang harus aku jalani. Bagiku, kau tetaplah baik dan mulia, sejak awal kita jumpa hingga kini. Aku hanya dapat berdoa agar kau dapat berjuang mengarahkan kapalmu dengan baik, diantara ombak-ombak yang terjang disamudera. Kau tetap berjuang menjadi insan yang lebih baik, hebat, dan mulia serta bahagia. Aku ingin melihatmu makin bahagia dengan pilihanmu. Aku akan kecewa jika aku mendengar kau makin terpuruk. Terimakasih telah menjadi guru terbaikku untuk mengenal kehidupan. Kalian adalah kenangan yang tak terlupakan.
 
 
Mei 2014

Sabtu, 26 April 2014

Pintamu

Aku mendapatkan pesan masuk via facebook. Tertulis pesanmu "Kirimin aku surat (dengan emot manyun)". Aku bingung menjawab pesanmu. hikz...

Aku tak mudah merangkai kata. Aku hanya tahu bahwa aku menyayangimu, sekaliggus cemburu disaat kau dengan yang lain. Tapi aku ingat dengan pesanku padamu. "Tetap cintai dalam diam, tak perlu terlalu terlihat. Aku takut tak mampu menampung cintamu. Aku takut mengecewakanmu.", pesanku padamu. Dan kita sepakati.

Aku tak pandai merangkai kata, seperti mereka. Mereka dengan gemulai menulis surat cinta yang indah untukmu. Aku hanya tahu bahwa aku cemburu. Cemburu, disaat kau mengirimkan surat untuknya. Aku merasakan rasa sayang untuk mereka. Aku tahu kau juga menyayangiku. Aku yang salah masih mudah cemburu.

Aku tak mampu merangkai kata seindah mereka. Aku hanya tahu bahwa aku tak mau kehilangamu. Hanya itu yang aku rasakan. Aku juga tak mengerti kenapa aku takut kehilanganmu. Aku tak mengerti. Apa tujuan Tuhan menghadirkanmu dalam hidupku? 
 
Aku tak sanggup mengungkapkan rasaku, seperti mereka. Aku hanya tahu bahwa airmataku menetes, disaat aku merindukanmu. Airmata yang menetes deras saat aku menuliskan ini. Aku menyayangimu. Aku merindukanmu. Aku takut kehilangamu. Hanya itu. 
 
Aku tak tahu apakah yang aku tulisan ini jawaban dari pesanmu. Aku hanya tahu bahwa aku inngin menuliskan apa yang aku rasakan sekarang. Hanya itu. 
 
Aku tahu kau menyayangiku, merindukanku, bahkan cemburu padaku. Aku bangga padamu. Cahaya yang menerangiku tanpa ku pinta. Terima kasih sudah menjadi penerang hidupku.
 
Nengmu
 
 
Cirebon, April 2014

Merindu dalam Bisu

Chery, panggilan sayangku padamu. Mulai saat ini, aku memanggilmu dengan sebutan "Chery". Tak ada alasan khusus, aku hanya ingin selalu mengingatmu. Hanya itu.

Chery, dalam bahasa perancis berarti sayangku. Chery, identik dengan buah yang berwarna merah, bahkan berwarna hijau, segar, dan menggoda mata. Itulah sosokmu yang menggoda, Menggodaku untuk menghabiskan hidupku untukmu. 

Meskipun kau telah tiada, aku hanya ingin kau tetap ada dalam langkahku. Aku tahu kau masih mengingatku dan mendoakanku dari duniamu. Aku yakin kau dapat merasakan apa yang aku rasakan, seperti hari ini. Aku merindukanmu, chery. 

Aku merindukan kehangatanmu, chery. Rindu, disaat kau menyediakan telingamu untuk mendengarkan ceritaku. Meskipun aku tahu kau sangat sibuk. Kau hanya memberikan senyum ketika aku bilang "Chery, aku mau cerita". Seketika kau melepaskan pekerjaanmu sejenak mendengarkan keluh kesahku. Chery, aku kangen. Meskipun jasadmu telah tiada, kau tetap hadir dalam hidupku. Chery baik-baik disana. Berbahagialah, kau telah bersamanya. 

Aku merindukanmu, Chery.


April, 2014

Senin, 21 April 2014

Cinta dalam Layar

Dunia maya telah mempertemukan kita. Lewat dunia maya, kita saling berbagi cerita, bahkan merajut impian bertemu. 

Bertemu dengamu? Apakah mungkin? Mungkin jika Tuhan sudah berkehendak. Namamu sudah tercatat dalam skenario hidupku. Hingga saatnya kita bertemu. Alhasil, kita bertemu meskipun hanya memandangmu dari kejauhan. 

Rasa keberanianku menciut. Aku hanya berani menatapmu dari kejauhan. Ada ketakutan bila kita bertemu. Apakah kau masih sama sebelum kita berjumpa? Ah. Aku masih takut. Tapi ada rasa mendekatimu makin memuncak. Langkahku mulai menghampirimu. Mendekat.

Alhasil, fisik kita bertemu. Saling memandang. Dari atas hingga bawah. Sosok yang hanya aku kenal dunia maya. Kini nyata berada didepanku. Sosok yang tak jauh berbeda. Tetap menawan. 

Tersirat kekakuan antara aku dan kau. Wajar. Pertama kali bertemu. Kenyaman yang sama dengan saat kita berdiskusi lewat dunia maya. Bedanya, aku dapat menatapmu. Dan kau membalas tatapanku. Aneh. Apa ada rasa diantara kita? Matamu mempunyai arti lebih. Entahlah. Aku tak mau menyimpulkan apapun. Biar waktu yang akan menjawabnya.


April 2014

Minggu, 20 April 2014

Tangisan di Hari Senin

Apa yang sedang terjadi padaku seminggu terakhir ini? Kepalaku terasa berat. Aku belum menemukan apa penyebabnya. Kerjaan? Sepertinya bukan. Aku tak mengerti. Cenat cenutku makin tak terarah. Penyebabnya apa? Aku belum mampu terdeteksi.

Aku mulai mengajak diriku berdialog. Aku bertanya diriku sendiri. Apa yang sedang kau pikirkan? Aku masih belum tahu jawabanya. Aku belum pernah merasakan uring-uringan seperti ini. Aku tanyakan kembali "Apa yang sedang kau pikirkan?" Lagilagi aku belum menemukan jawabannya. Aku terus bertanya kembali "Apa yang sedang kau pikirkan?" Entah kenapa airmataku mengalir dengan deras. Aku mulai tersadar bahwa aku memikirkanmu.Iya. Tentang kamu. 

Aku tak tahu kenapa kau hadir kembali? Disaat pagelaranmu akan diselenggarakan. Aku berusaha menolak pemikiran tersebut. Memori tentang kita, satu persatu datang membuka semua file antara aku dan kau. Aku tak mengerti kenapa kau hadir kembali. Apalagi airmataku sudah lama tak menetes, namun sekarang airmataku deras mengalir. 

Aku tak mau mengingat tentang kita. Apalagi menandai hari-mu, aku tak mau mengingat. Aku tak tahu apakah aku sudah ikhlas melepaskanmu atau tidak? Aku tak tahu. Aku tak mengerti apa yang sedang aku rasakan sekarang. Hanya itu.

Rasa sakit? Aku sudah tak merasa sakit.
Rasa marah? Aku sudah tak marah padamu.

Aku tak mengerti yang terjadi saat ini. Aku hanya ingin menangis. Marah pada diriku sendiri yang masih "rapuh". Aku pikir sudah tegar namun tetap saja rapuh. Buktinya airmataku terus mengalir. Aku tak mengerti ada apa dengan ini semua.

Tibatiba handphoneku, nada sms berdering. Aku melihat ada nomor tanpa nama. Sepertinya aku kenal. Nomormu sudah tak aku simpan dan sms tersebut darimu. 
"Ada makanan yang namanya kare", pesan singkatmu.

Disaat aku menemukan penyebabnya adalah kamu. Kamu hadir nyata dengan pesan singkat yang isinya nggak penting. Ada sedikit bahagia bahkan dapat membuatku tersenyum sejenak. Jemariku langsung membalas "Cie yang lagi ingat", sms terkirim.

Nada sms berbunyi dan balasanya darimu "Masih ingat lah, masa lupa". Deg! Kenapa juga kamu ingat tentangku, gumamku dalam hati. Sudahlah. Tak perlu ingat-ingat aku lagi. Bentar lagi kau akan berikrar dengan yang lain. Semua ikrar yang kau janjian denganku sudah terhapus dan lenyap. 

Aku tersadar kau hanya mengalami sindrom pranikah. Sindrom pranikah tidak hanya dialami oleh salah satu calon pengantin wanita. Ternyata lelaki juga mengalaminya, sepertimu. Lelaki yang akan menikah akan merasakan kegalauan dan menghubungi wanita yang pernah bersamanya. Entah, ada apa sang lelaki menghubungi wanita yang pernah singgah dihatinya? Aku belum tahu jawabannya. Bahkan hanya sekedar meminta maaf karena telah menyakiti si mantan. Namun tak semua calon mempelai lelaki mengalami sindrom tersebut. Aku juga tak mengerti maksudmu bersikap seperti itu.

Bulan April ini, kau hadir dan rajin menghubungiku. Hanya sekedar basa basi karena file  tentang kita terbuka. Sudahlah. Fokuslah dengan pilihanmu. Aku menghargai pilihanmu. Sejak kau putuskan mengakhiri mewujudkan impian kita bersama. Aku sudah menerima keputusanmu meskipun hanya sepihak dan tak mengerti apa yang kau rasakan saat itu. Kau tanpa beban mengakhiri dan memberitahukanku rencanamu dengannya. Aku tak mau mengingat kembali. 

Aku hanya ingin menikmati hidupku tanpamu dan tanpa impian kita. Aku hanya ingin menikmati hidupku dengan orangorang yang menyayangiku. Aku tak mau berkutat dengamu kembali. Kita hidup dengan dunia masingmasing. Aku berharap kau bahagia dengan pilihanmu. Aku bahagia dengan hidupku.

Jika kau mengingatku, cukup doakan aku. Tak perlu menghubungikku kembali. Mendoakan adalah bukti cinta yang sesungguhnya. Terimakasih telah hadir dalam hidupku. Aku bangga telah mengenalmu. Tetaplah berusaha menjadi lebih baik dan hebat untukNya dan makhluknya. Terimakasih Tuhan telah hadirkan ia dalam kehidupanku. :) 


Jiwa, 21 April 2014

Rabu, 16 April 2014

Merindumu

Hanya dapat menatamu dari layar handphone. Kau masih berselancar didunia maya. Aku tak berani hanya sekedar menyapa. Cukup mengetahuimu sehat, sudah cukup. 

Masih ada harapan untuk kita berjumpa kembali. Iya. Aku merindumu. Rindu bersamamu. Berbagi cerita, bahkan saat kita berselisih paham. Lagilagi aku yang menang. Aku merindukan kebersamaan kita. Apakah kau merasakan yang sama?


April 2014

Senin, 14 April 2014

Niat lho...

Siang kemarin, aku disibukan dengan setumpuk berkas. Jemariku mulai menarinari lincah bermain dengan huruf. Namun pendengaranku tak mampu kubendung. Saat itu, ada klien yang sedang menunggu si bos. Mereka berbincang banyak hal, salah satunya tentang agama. Teingaku tak tahan ingin mendengarkannya alias nguping dikit pembicaraan mereka. Ada sesuatu yang menarik dengan pembicaran mereka.hehe...

Aku masih saja berkutat dengan jemariku sambil telinga mendengarkan pembicaraan mereka. Ada ungkapan yang menarik dari pembicaraan mereka. Salah satu mereka berkata bahwa "Kita ini sering menjudgekan diri kita sendiri. Bahwa kita tidak bisa membalas kebaikan orang lain. Padahal kita dapat membalas kebaikan orang lain. Kuncinya adalah NIAT. Apa mau berusaha semampunya membalas kebaikan orang lain atau tidak. Kita sering berkata hanya Allah yang membalas kebaikanmu."

Hal yang menarik atas pernyataan tersebut. Aku mulai mencerna apa yang aku dengarkan. Hmm.. Ternyata benar apa yang dikatakan klien tersebut. Kita sering mengvonis diri sendiri tidak bisa, sebelum mencoba. Seperti kita mau naik sepeda, karena sering melihat orang terjatuh. Maka rasa nyali kita sudah hilang bahkan langsung menolak untuk mencoba naik sepeda. Tanpa sadar telah mengvonis diri sendiri. Tak terkecuali, aku sedang mengalaminya. hikz...

Aku sudah niatan bahkan belajar mengendarai motor kembali. Namun karena aku sering melihat orang kecelakaan motor, nyaliku sudah hilang. Bahkan tanpa sadar, aku menjudgekan diri sendiri sudah tidak bisa. Hadeuh... -_-

Balik kembali keatas. Segala sesuatu yang sudah kita lakukan ke orang lain maupun sebaliknya. Sebisa dan semampunya kita berusaha membalas  kebaikan orang lain ke kita. Meskipun tak setara kebaikan orang lain untuk kita, terpenting adalah NIAT dan mau usaha. Belajar untuk selalu mengevaluasi diri, agar menjadi insan yang lebih baik untukNya dan makhlukNya. Semoga Allah menjernihkan hati dan pikiran kita agar mudah menerima kebenaranNya dan kemampuan untuk membalas kebaikan yang telah kita terima. Aamiin


April 2014

Minggu, 13 April 2014

Ada Hikmah Setiap Waktu

Pagi tadi, aku sudah mempersiapan untuk berbagi dengan anakanak. Buku cerita yang mereka request, sudah aku penuhi. Mereka request buku tentang dinosaurus. Aku segera melangkahkan kakiku dengan semangat. Jam handphone sudah menunjukan waktu untuk berbagi. Langkahku ayunkan dengan cepat. Setelah sampai tujuan, ada santri yang berkata "Kak, hari ini anakanak libur". Aku hanya diam. Sedikit tak percaya, aku berkalikali bertanya "Masa libur? Ih.. Kemarin nggak ada yang bilang, padahal aku sampai siang", masih dengan tampang melongo. Antara benaran atau aku salah dengar. Aku putuskan memastikan apa yang aku dengar kepada Ustadzah, ternyata membenarkan. Huufhh. Ada rasa kecewa karena tidak bertemu dengan anakanak. Apalagi mendengarkan celoteh mereka dan kita akan berbagi cerita. Rasa seminggu tak bertemu dengan kalian itu sesuatu dan lama banget. Ada sesuatu yang hilang. Akhirnya, aku putuskan kembali kerumah. Kegiatan rumah tangga yang sudah menunggu.hihi...
 
Aku banyak belajar dengan kehadiaran kalian. Belajar untuk makin takut denganNya. Terimakasih Tuhan telah mengirimkan mereka membuatku lebih berwarna. 


#AdaHikmahSetiapwaktu
#BahagiaItuSimple




April 2014 

Sabtu, 12 April 2014

Sudahlah...

Malam tadi, kau hadir kembali. Kenapa kau hadir kelmbali?  Mungkin hanya sekedar basabasi bahkan iklan. Entahlah. Aku tak mengerti.

Tibatiba kau datang berbagi aktivitasmu. Mungkin kau sedang membuka file kita dulu. Apa kau tak ingat? Ada yang sedang menunggumu dilorong sana? Apa pikiranmu saat ini? Disaat aku sudah melepaskanmu, kau datang membawa "kegilaan". Iya. Kegilaan mengajak ke memori terindah, saat kita bersama.  Tapi sekarang sudah berbeda.

Semuanya berbeda, saat kau hancurkan semuanya. Saat kau katakan keputusanmu secara sepihak. Saat kau tak pernah pedulikan rasaku. Rasaku, kau utarakan semuanya. Padahal kita telah komitmen untuk utarakan apapun yang sedang terjadi meskipun kita tahu tidak akan bersama. Tapi kau melanggar. Kau sudah berproses dibelakangku dan tetap menyakinkanku tentang kita.

Sudahlah. Itu masa silam. Kuakui, kau memang terindah dalam hidupku. Terimakasih telah mengajarkanku segala rasa. Kau adalah guru sejatiku. Tanpamu, aku tah tahu rasanya sakit. Tuhan mengutusmu agar aku dapat merasakan segala kehidupan. 

Sudahlah, larilah ke lorong sana. Ada yang masih menunggumu untuk membangun cerita yang indah, bahkan lebih indah saat bersamaku.
 
 
April 2014

Tahukah Kamu?

Tahukah kamu?
Aku sudah mulai mencintaimu, perlahan tapi pasti.
Aku sudah terhipnotis olehmu.
Aku sudah terlena dengan hadirmu.
Makin hari, makin bermakna.
Terimakasih sudah menemaniku


‪#‎JiwakuAdalahKamu‬
April 2014

Jumat, 11 April 2014

Ada Hikmah Dalam PHP

Suara gamelan mengiringiku naik ke podium, saat namaku disebutkan "Indriasih Karesa, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan. Predikat Sangat Memuaskan". Rasa bahagia dan haru mengiringi langkahku untuk menerima kelulusan Magister Kenotariatan. Hampir dua tahun tepat, aku melunasi kewajibanku menempuh Magister Kenotariatan. So pasti, pintu awal untuk menjadi Notaris segera terwujud, meskipun masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Menjadi Notaris, sudah aku catatankan dalam buku impianku. Sebelum aku putuskan untuk mengambil fakultas hukum, aku sudah memetakan impianku. Mulai lulus tahun brp, menjadi apa setelah lulus, bahkan dalam usia berapa hal tersebut dapat terwujud. Aku yakin Tuhan akan membantun mewujudkan impianku. Alam semesta mengaamiinkan dan bergerak dengan arah yang tak terduga. Seperti aku dapat melanjutkan kuliah S2 Magister Kenotariatan. Sesuatu yang tak mungkin, karena beberapa kali kondisi keluarga yang tak mungkin mewujudkan impian tersebut. Lagilagi tangan Tuhan bergerak dan nggak ada tidak mungkin, jika sudah berkehendak.
 
Setelah lulus Magister Kenotariatan, tak berhenti sampai disitu. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, hingga dapat mengajukan surat pengangkatan menjadi Notaris, antara lain : magang. Magang? Iya, sesuatu yang wajib bagi lulusan Magister Kenotariatan yang ingin berkibrah sebagai Notaris dan diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris.
Pencarian tempat magang tak mudah seperti yang dibayangkan. Niat hati, aku ingin berusaha sendiri dalam mendapatkan tempat magang, tanpa bantuan orangtua. Tetap saja, belum berjodoh bahkan PHP dashyat. Aku hanya dapat melihat bahwa mereka begitu sangat angkuh dan takut "tersaingi" dengan calon rekan Notaris. Bagaimana tidak, mereka selalu menanyakan "mau buka dimana?" Aku hanya menjawab belum tahu. Tidak semua para penerima magang mau berbagi ilum tentang kenotariatan. Bahkan ironisnya, mereka merasa tersaingi. Mereka lupa sewaktuwaktu posisi mereka berbalik 7000kali. Kata "Kesombongan'itulah yang aku lihat pada Notaris yang telah mem-PHP-kanku. Hanya umbar janji hingga akhir ini tidak ada kabarnya. Janji manis.

Ada hikmah dalam PHP.  Akhirnya aku lelah untuk mendapatkan tempat magang. Mau nggak mau, aku menerima tawaran untuk magang ditempat temannya. Aku ingin berusaha sendiri dan terbebas dari bayangan Papa tapi tetap saja tidak bisa. Aku menyetujui untuk magang di rekanan Notaris Papa. Alhasil aku diterima untuk magang hingga saat ini.


Aku niatkan langkahku hanya untuk beribadah padaMu. Aku hanya bersyukur apa yang Tuhan berikan, terutama pemberian tempat magang yang asyik. Aku katakan asyik karena didalamnya bahkan bosnya tidak pelit ilmu. Aku dicerahkan dengan dunia kenotariatan sesungguhnya. Terimakasih Tuhan telah membuat mereka PHP-in aku. Aku banyak belajar dari sikap para Notaris yang tergolong kaya, terkenal namun tak punya hati, bahkan dengan mudah meremehkan orang lain. Hanya sekedar tahu, tidak semua Notaris mau berbagi ilmunya. Alhamdulillah aku mendapatkan bos dan para pegawai yang baik. Terimakasih Tuhan atas caramu menggiringku mewujudkan impianku. Tetaplah tuntun aku menjadi Noataris dan membahagiakan keluargaku secepatnya, terutama Papa dan Mama. Meskipun matematika manusia lebih lemah, tapi aku percaya matematika Allah lebih hebat. Hanya modal KEYAKINAN! Itu saja dalam mewujudkan impian kita.

Yakin... Yakin...Yakin.. Ikhtiar!


April 2014

Kamis, 10 April 2014

Kembali Tak Ada Arti

Apa yang kau pikirkan hingga menghubungiku kembali? Hanya sekedar iseng? Atau mulai merasakan kehilanganku? Sepertinya opsi terakhir, jauh diluar prediksi. Kau hanya teringat sesaat tentang kita. Antara kau dan aku masih bersama untuk mewujudkan impian bersama tapi dulu. 

Aku bahagia saat kau menghubungiku kembali, bahkan rasa rindu itu masih ada untukmu. Tapi untuk apa rasa itu saat ini? Tak ada gunanya. Hanya sampah, bahkan limbah yang menjijikan.

Salahku juga tibatiba teringat masa kita, bahkan membuka memori indah bersama. Aku tak mengerti kenapa filefile tentang kau terbuka kembali. Kini, kau hanya ilusi dan setengah milik yang lain. Cukup!

April 2014

Terima Kasih, Tuhan.

Indriasih Karesa, nama pemberian orangtua. Menurut kamus arti nama, kata "Indriasih" berarti dewi yang cantik, sedangkan  "karesa" belum pernah menemukan artinya apa meskipun sudah sering berselancar berbagai kamus dan mbah google.hihi...


Tak terasa, waktu menggiringmu melewati hidup sudah hampir seperempat abad lebih. Wow... Makin dewasa (red:tua). hiks... Banyak peristiwa yang Tuhan berikan selama ini. Yang mengajarkan banyak ilmu menjadi lebih baik.

Tuhan, aku hanya dapat bersyukur Kau masih memberiku waktu menjadi lebih baik dan membahagiakan orang-orang sekitarku, terutama orang-orang yang menyayangiku. Izinkan aku untuk membahagiakan mereka secepatnya.

Tuhan, maafkan aku telah melakukan banyak kesalahan dan kelalaian. Aku masih saja bandel dan nakal akan aturanMu. Aku masih saja "melawan" kehendakMu. Aku masih saja "membantah" perintahMu. Namun, Kau masih tetap menyayangiku, bahkan selalu ada untukku. Apalagi disaat  aku "terjatuh" karena pola tingkahku yang ceroboh. Iya, karena aku tanpa sadar "menjauh" darimu. Maafkan aku, Tuhan.

Tuhan, terimakasih untuk semuanya. Aku tahu Kau akan memberikan yang terbaik untukku, meskipun terkadang aku belum cerdas membaca firmanMu disekelilingku. Aku yakin Kau akan mengabulkan semua permintaanku, meskipun orang-orang sekitarku mencemooh bahkan menghina tentang impianku. Bagi mereka mustahil terwujud, tapi aku yakin dapat terwujud jika Kau sudah menghendaki dan Kau yang mengatur semua cara untuk dapat mewujudkan impianku. Aku sangat yakin Kau akan menggiringku mewujudkan impianku, Tuhan.


Tuhan, bolehkah aku meminta sesuatu yang special di hari lahirku, 10 April 2014? Aku yakin Kau menjawab "Boleh, Indri". Aku ingin meminta berikanlah rasa takut padaMu agar aku terhindar dari segala hal yang menjauhkanku padaMu. Aku ingin selalu dekat denganMu dan rasulMu. Bantu aku mewujudkan secepatnya membahagiakan Papa, Mama, Aa, dan Opi baik materi maupun inmateri yang berkah dan banyak. Pertemukan dan satukan menjadi halal, aku dengan seseorang yang Kau ridhoi menjadikan imam untukku, yang menghantarkanku makin dekat denganMu, kedua orangtua, dan saudara kita masingmasing, serta yang mempunyai pemikiran yang sama untuk dapat bermanfaat seluaslusanya untuk orang lain, baik dengan materi maupun inmateri hanya untuk mendapatkan ridhoMu. Tidak perlu cakap, namun yang dapat menyejukan hatiku. Aku berharap Kau ridho untuk menggelarkannya pada selambatlambatnya akhir tahun 2014. Pertemukan aku dengan para sahabatkku, tetehku dan para abangku, berikanlah mereka kebahagian dan kesehatan. Aku ingin bersilaturahmi dengan mereka, Tuhan. Tolong bantu aku agar mudah menemui mereka dan tetap sambung hati dengan mereka karenaMu. Aku merindukan mereka, Tuhan. Bantu aku untuk terus berkarya di bidang penulisan dan kenotariatan, Tuhan. Aku yakin Kau akan mengabulkan semua permintaanku. Bantu aku untuk mewujudkannya, Tuhan. Tolong kirimkan para malaikatMu dan "utusanMu" untuk menggiringku mewujudkan impianku tersebut.


Tuhan, terimakasih untuk semuanya. Semua atas nikmatMu yang tak terhingga.Terimakasih sudah mengirimkan para malaikat dan utusanmu yang telah menyayangiku, bahkan selalu mendoakanku dalam diam. Terimakasih Tuhan masih memberikan kesempatan atas nikmat usia. 

Terima kasih untuk diriku sendiri yang selalu berusaha menjadi baik hanya untukNya dan kedua orangtua. Aku tahu kamu berusaha keras untuk berespon benar atas setiap sikap orang yang menghina, memaki, mencemoohmu. Aku bangga kamu masih bersikap baik dengan orang-orang tersebut, meskipun aku tahu kamu masih meneteskan airmata karena perlakuan mereka. Kamu masih tetap tersenyum. Terimakasih kamu berusaha untuk tetap tersenyum dan berespon baik atas ketentuan Tuhan. Aku yakin Tuhan akan memberikan kebahagian yang tak terhingga kelak. Bersabarlah. Aku bangga padamu, Indriasih Karesa. Love u so much, honey.



Jiwa, 10 April 2014



Kado Terindah Di Hari Lahir-ku

Terimakasih Peri Unguku atas kado terindah di hari lahiku. Aku bahagia. Aku masih ingat janji kita untuk bertemu dan meluapkan rasa rindu. Maafkan aku masih cemburu, padahal aku tahu kau masih mencintaiku. Kita tetap saling mencinta dalam diam. Diam untuk mencintaimu. Aku sayang padamu, peri unguku. Arista Devi



Pada Hari Kelahiran
: Neng Echa

telah kau baca
sepasang sajak berjarak di stasiun kereta
yang sengaja kutuliskan hanya untukmu
agar kita yang sama-sama merindu
kelak bisa menuai janji temu di kota Jakarta
sementara saat menunggu
kita tetap bisa menikmati perjalanan tanpa kehabisan bekal harapan

jangan kau gantung mendung di wajahmu, Neng
jika karena tiada sapaku, kau mengira aku lupa pada harimu
hari dimana pertama kalinya kau menyapa dunia
aku sengaja mengamini doa-doa untukmu yang tak pernah habis dipanjatkan
diam-diam, dalam diam
kau sendiri yang mengatakan padaku, Neng
kau ingin dicintai dalam diam
sebab kau takut dan tak ingin tenggelam dalam lautan kemanjaan
yang di dasarnya penuh dengan karang kecemburuan

ah apa pun inginmu, Neng
mulai hari ini, awali perjalanan barumu
kau bisa pilih naik kereta atau berlari layaknya kaki-kaki rusa
kejar dan carilah ia selagi kau bisa
ini harimu, Neng
seperti yang pernah kau katakan
Tuhan akan mengabulkan doa-doa kebaikan
tanpa perlu keraguan, tanpa perlu diragukan

Ruh, 10 April 2014