Sabtu, 26 April 2014

Pintamu

Aku mendapatkan pesan masuk via facebook. Tertulis pesanmu "Kirimin aku surat (dengan emot manyun)". Aku bingung menjawab pesanmu. hikz...

Aku tak mudah merangkai kata. Aku hanya tahu bahwa aku menyayangimu, sekaliggus cemburu disaat kau dengan yang lain. Tapi aku ingat dengan pesanku padamu. "Tetap cintai dalam diam, tak perlu terlalu terlihat. Aku takut tak mampu menampung cintamu. Aku takut mengecewakanmu.", pesanku padamu. Dan kita sepakati.

Aku tak pandai merangkai kata, seperti mereka. Mereka dengan gemulai menulis surat cinta yang indah untukmu. Aku hanya tahu bahwa aku cemburu. Cemburu, disaat kau mengirimkan surat untuknya. Aku merasakan rasa sayang untuk mereka. Aku tahu kau juga menyayangiku. Aku yang salah masih mudah cemburu.

Aku tak mampu merangkai kata seindah mereka. Aku hanya tahu bahwa aku tak mau kehilangamu. Hanya itu yang aku rasakan. Aku juga tak mengerti kenapa aku takut kehilanganmu. Aku tak mengerti. Apa tujuan Tuhan menghadirkanmu dalam hidupku? 
 
Aku tak sanggup mengungkapkan rasaku, seperti mereka. Aku hanya tahu bahwa airmataku menetes, disaat aku merindukanmu. Airmata yang menetes deras saat aku menuliskan ini. Aku menyayangimu. Aku merindukanmu. Aku takut kehilangamu. Hanya itu. 
 
Aku tak tahu apakah yang aku tulisan ini jawaban dari pesanmu. Aku hanya tahu bahwa aku inngin menuliskan apa yang aku rasakan sekarang. Hanya itu. 
 
Aku tahu kau menyayangiku, merindukanku, bahkan cemburu padaku. Aku bangga padamu. Cahaya yang menerangiku tanpa ku pinta. Terima kasih sudah menjadi penerang hidupku.
 
Nengmu
 
 
Cirebon, April 2014

Merindu dalam Bisu

Chery, panggilan sayangku padamu. Mulai saat ini, aku memanggilmu dengan sebutan "Chery". Tak ada alasan khusus, aku hanya ingin selalu mengingatmu. Hanya itu.

Chery, dalam bahasa perancis berarti sayangku. Chery, identik dengan buah yang berwarna merah, bahkan berwarna hijau, segar, dan menggoda mata. Itulah sosokmu yang menggoda, Menggodaku untuk menghabiskan hidupku untukmu. 

Meskipun kau telah tiada, aku hanya ingin kau tetap ada dalam langkahku. Aku tahu kau masih mengingatku dan mendoakanku dari duniamu. Aku yakin kau dapat merasakan apa yang aku rasakan, seperti hari ini. Aku merindukanmu, chery. 

Aku merindukan kehangatanmu, chery. Rindu, disaat kau menyediakan telingamu untuk mendengarkan ceritaku. Meskipun aku tahu kau sangat sibuk. Kau hanya memberikan senyum ketika aku bilang "Chery, aku mau cerita". Seketika kau melepaskan pekerjaanmu sejenak mendengarkan keluh kesahku. Chery, aku kangen. Meskipun jasadmu telah tiada, kau tetap hadir dalam hidupku. Chery baik-baik disana. Berbahagialah, kau telah bersamanya. 

Aku merindukanmu, Chery.


April, 2014

Senin, 21 April 2014

Cinta dalam Layar

Dunia maya telah mempertemukan kita. Lewat dunia maya, kita saling berbagi cerita, bahkan merajut impian bertemu. 

Bertemu dengamu? Apakah mungkin? Mungkin jika Tuhan sudah berkehendak. Namamu sudah tercatat dalam skenario hidupku. Hingga saatnya kita bertemu. Alhasil, kita bertemu meskipun hanya memandangmu dari kejauhan. 

Rasa keberanianku menciut. Aku hanya berani menatapmu dari kejauhan. Ada ketakutan bila kita bertemu. Apakah kau masih sama sebelum kita berjumpa? Ah. Aku masih takut. Tapi ada rasa mendekatimu makin memuncak. Langkahku mulai menghampirimu. Mendekat.

Alhasil, fisik kita bertemu. Saling memandang. Dari atas hingga bawah. Sosok yang hanya aku kenal dunia maya. Kini nyata berada didepanku. Sosok yang tak jauh berbeda. Tetap menawan. 

Tersirat kekakuan antara aku dan kau. Wajar. Pertama kali bertemu. Kenyaman yang sama dengan saat kita berdiskusi lewat dunia maya. Bedanya, aku dapat menatapmu. Dan kau membalas tatapanku. Aneh. Apa ada rasa diantara kita? Matamu mempunyai arti lebih. Entahlah. Aku tak mau menyimpulkan apapun. Biar waktu yang akan menjawabnya.


April 2014

Minggu, 20 April 2014

Tangisan di Hari Senin

Apa yang sedang terjadi padaku seminggu terakhir ini? Kepalaku terasa berat. Aku belum menemukan apa penyebabnya. Kerjaan? Sepertinya bukan. Aku tak mengerti. Cenat cenutku makin tak terarah. Penyebabnya apa? Aku belum mampu terdeteksi.

Aku mulai mengajak diriku berdialog. Aku bertanya diriku sendiri. Apa yang sedang kau pikirkan? Aku masih belum tahu jawabanya. Aku belum pernah merasakan uring-uringan seperti ini. Aku tanyakan kembali "Apa yang sedang kau pikirkan?" Lagilagi aku belum menemukan jawabannya. Aku terus bertanya kembali "Apa yang sedang kau pikirkan?" Entah kenapa airmataku mengalir dengan deras. Aku mulai tersadar bahwa aku memikirkanmu.Iya. Tentang kamu. 

Aku tak tahu kenapa kau hadir kembali? Disaat pagelaranmu akan diselenggarakan. Aku berusaha menolak pemikiran tersebut. Memori tentang kita, satu persatu datang membuka semua file antara aku dan kau. Aku tak mengerti kenapa kau hadir kembali. Apalagi airmataku sudah lama tak menetes, namun sekarang airmataku deras mengalir. 

Aku tak mau mengingat tentang kita. Apalagi menandai hari-mu, aku tak mau mengingat. Aku tak tahu apakah aku sudah ikhlas melepaskanmu atau tidak? Aku tak tahu. Aku tak mengerti apa yang sedang aku rasakan sekarang. Hanya itu.

Rasa sakit? Aku sudah tak merasa sakit.
Rasa marah? Aku sudah tak marah padamu.

Aku tak mengerti yang terjadi saat ini. Aku hanya ingin menangis. Marah pada diriku sendiri yang masih "rapuh". Aku pikir sudah tegar namun tetap saja rapuh. Buktinya airmataku terus mengalir. Aku tak mengerti ada apa dengan ini semua.

Tibatiba handphoneku, nada sms berdering. Aku melihat ada nomor tanpa nama. Sepertinya aku kenal. Nomormu sudah tak aku simpan dan sms tersebut darimu. 
"Ada makanan yang namanya kare", pesan singkatmu.

Disaat aku menemukan penyebabnya adalah kamu. Kamu hadir nyata dengan pesan singkat yang isinya nggak penting. Ada sedikit bahagia bahkan dapat membuatku tersenyum sejenak. Jemariku langsung membalas "Cie yang lagi ingat", sms terkirim.

Nada sms berbunyi dan balasanya darimu "Masih ingat lah, masa lupa". Deg! Kenapa juga kamu ingat tentangku, gumamku dalam hati. Sudahlah. Tak perlu ingat-ingat aku lagi. Bentar lagi kau akan berikrar dengan yang lain. Semua ikrar yang kau janjian denganku sudah terhapus dan lenyap. 

Aku tersadar kau hanya mengalami sindrom pranikah. Sindrom pranikah tidak hanya dialami oleh salah satu calon pengantin wanita. Ternyata lelaki juga mengalaminya, sepertimu. Lelaki yang akan menikah akan merasakan kegalauan dan menghubungi wanita yang pernah bersamanya. Entah, ada apa sang lelaki menghubungi wanita yang pernah singgah dihatinya? Aku belum tahu jawabannya. Bahkan hanya sekedar meminta maaf karena telah menyakiti si mantan. Namun tak semua calon mempelai lelaki mengalami sindrom tersebut. Aku juga tak mengerti maksudmu bersikap seperti itu.

Bulan April ini, kau hadir dan rajin menghubungiku. Hanya sekedar basa basi karena file  tentang kita terbuka. Sudahlah. Fokuslah dengan pilihanmu. Aku menghargai pilihanmu. Sejak kau putuskan mengakhiri mewujudkan impian kita bersama. Aku sudah menerima keputusanmu meskipun hanya sepihak dan tak mengerti apa yang kau rasakan saat itu. Kau tanpa beban mengakhiri dan memberitahukanku rencanamu dengannya. Aku tak mau mengingat kembali. 

Aku hanya ingin menikmati hidupku tanpamu dan tanpa impian kita. Aku hanya ingin menikmati hidupku dengan orangorang yang menyayangiku. Aku tak mau berkutat dengamu kembali. Kita hidup dengan dunia masingmasing. Aku berharap kau bahagia dengan pilihanmu. Aku bahagia dengan hidupku.

Jika kau mengingatku, cukup doakan aku. Tak perlu menghubungikku kembali. Mendoakan adalah bukti cinta yang sesungguhnya. Terimakasih telah hadir dalam hidupku. Aku bangga telah mengenalmu. Tetaplah berusaha menjadi lebih baik dan hebat untukNya dan makhluknya. Terimakasih Tuhan telah hadirkan ia dalam kehidupanku. :) 


Jiwa, 21 April 2014

Rabu, 16 April 2014

Merindumu

Hanya dapat menatamu dari layar handphone. Kau masih berselancar didunia maya. Aku tak berani hanya sekedar menyapa. Cukup mengetahuimu sehat, sudah cukup. 

Masih ada harapan untuk kita berjumpa kembali. Iya. Aku merindumu. Rindu bersamamu. Berbagi cerita, bahkan saat kita berselisih paham. Lagilagi aku yang menang. Aku merindukan kebersamaan kita. Apakah kau merasakan yang sama?


April 2014

Senin, 14 April 2014

Niat lho...

Siang kemarin, aku disibukan dengan setumpuk berkas. Jemariku mulai menarinari lincah bermain dengan huruf. Namun pendengaranku tak mampu kubendung. Saat itu, ada klien yang sedang menunggu si bos. Mereka berbincang banyak hal, salah satunya tentang agama. Teingaku tak tahan ingin mendengarkannya alias nguping dikit pembicaraan mereka. Ada sesuatu yang menarik dengan pembicaran mereka.hehe...

Aku masih saja berkutat dengan jemariku sambil telinga mendengarkan pembicaraan mereka. Ada ungkapan yang menarik dari pembicaraan mereka. Salah satu mereka berkata bahwa "Kita ini sering menjudgekan diri kita sendiri. Bahwa kita tidak bisa membalas kebaikan orang lain. Padahal kita dapat membalas kebaikan orang lain. Kuncinya adalah NIAT. Apa mau berusaha semampunya membalas kebaikan orang lain atau tidak. Kita sering berkata hanya Allah yang membalas kebaikanmu."

Hal yang menarik atas pernyataan tersebut. Aku mulai mencerna apa yang aku dengarkan. Hmm.. Ternyata benar apa yang dikatakan klien tersebut. Kita sering mengvonis diri sendiri tidak bisa, sebelum mencoba. Seperti kita mau naik sepeda, karena sering melihat orang terjatuh. Maka rasa nyali kita sudah hilang bahkan langsung menolak untuk mencoba naik sepeda. Tanpa sadar telah mengvonis diri sendiri. Tak terkecuali, aku sedang mengalaminya. hikz...

Aku sudah niatan bahkan belajar mengendarai motor kembali. Namun karena aku sering melihat orang kecelakaan motor, nyaliku sudah hilang. Bahkan tanpa sadar, aku menjudgekan diri sendiri sudah tidak bisa. Hadeuh... -_-

Balik kembali keatas. Segala sesuatu yang sudah kita lakukan ke orang lain maupun sebaliknya. Sebisa dan semampunya kita berusaha membalas  kebaikan orang lain ke kita. Meskipun tak setara kebaikan orang lain untuk kita, terpenting adalah NIAT dan mau usaha. Belajar untuk selalu mengevaluasi diri, agar menjadi insan yang lebih baik untukNya dan makhlukNya. Semoga Allah menjernihkan hati dan pikiran kita agar mudah menerima kebenaranNya dan kemampuan untuk membalas kebaikan yang telah kita terima. Aamiin


April 2014

Minggu, 13 April 2014

Ada Hikmah Setiap Waktu

Pagi tadi, aku sudah mempersiapan untuk berbagi dengan anakanak. Buku cerita yang mereka request, sudah aku penuhi. Mereka request buku tentang dinosaurus. Aku segera melangkahkan kakiku dengan semangat. Jam handphone sudah menunjukan waktu untuk berbagi. Langkahku ayunkan dengan cepat. Setelah sampai tujuan, ada santri yang berkata "Kak, hari ini anakanak libur". Aku hanya diam. Sedikit tak percaya, aku berkalikali bertanya "Masa libur? Ih.. Kemarin nggak ada yang bilang, padahal aku sampai siang", masih dengan tampang melongo. Antara benaran atau aku salah dengar. Aku putuskan memastikan apa yang aku dengar kepada Ustadzah, ternyata membenarkan. Huufhh. Ada rasa kecewa karena tidak bertemu dengan anakanak. Apalagi mendengarkan celoteh mereka dan kita akan berbagi cerita. Rasa seminggu tak bertemu dengan kalian itu sesuatu dan lama banget. Ada sesuatu yang hilang. Akhirnya, aku putuskan kembali kerumah. Kegiatan rumah tangga yang sudah menunggu.hihi...
 
Aku banyak belajar dengan kehadiaran kalian. Belajar untuk makin takut denganNya. Terimakasih Tuhan telah mengirimkan mereka membuatku lebih berwarna. 


#AdaHikmahSetiapwaktu
#BahagiaItuSimple




April 2014 

Sabtu, 12 April 2014

Sudahlah...

Malam tadi, kau hadir kembali. Kenapa kau hadir kelmbali?  Mungkin hanya sekedar basabasi bahkan iklan. Entahlah. Aku tak mengerti.

Tibatiba kau datang berbagi aktivitasmu. Mungkin kau sedang membuka file kita dulu. Apa kau tak ingat? Ada yang sedang menunggumu dilorong sana? Apa pikiranmu saat ini? Disaat aku sudah melepaskanmu, kau datang membawa "kegilaan". Iya. Kegilaan mengajak ke memori terindah, saat kita bersama.  Tapi sekarang sudah berbeda.

Semuanya berbeda, saat kau hancurkan semuanya. Saat kau katakan keputusanmu secara sepihak. Saat kau tak pernah pedulikan rasaku. Rasaku, kau utarakan semuanya. Padahal kita telah komitmen untuk utarakan apapun yang sedang terjadi meskipun kita tahu tidak akan bersama. Tapi kau melanggar. Kau sudah berproses dibelakangku dan tetap menyakinkanku tentang kita.

Sudahlah. Itu masa silam. Kuakui, kau memang terindah dalam hidupku. Terimakasih telah mengajarkanku segala rasa. Kau adalah guru sejatiku. Tanpamu, aku tah tahu rasanya sakit. Tuhan mengutusmu agar aku dapat merasakan segala kehidupan. 

Sudahlah, larilah ke lorong sana. Ada yang masih menunggumu untuk membangun cerita yang indah, bahkan lebih indah saat bersamaku.
 
 
April 2014

Tahukah Kamu?

Tahukah kamu?
Aku sudah mulai mencintaimu, perlahan tapi pasti.
Aku sudah terhipnotis olehmu.
Aku sudah terlena dengan hadirmu.
Makin hari, makin bermakna.
Terimakasih sudah menemaniku


‪#‎JiwakuAdalahKamu‬
April 2014

Jumat, 11 April 2014

Ada Hikmah Dalam PHP

Suara gamelan mengiringiku naik ke podium, saat namaku disebutkan "Indriasih Karesa, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan. Predikat Sangat Memuaskan". Rasa bahagia dan haru mengiringi langkahku untuk menerima kelulusan Magister Kenotariatan. Hampir dua tahun tepat, aku melunasi kewajibanku menempuh Magister Kenotariatan. So pasti, pintu awal untuk menjadi Notaris segera terwujud, meskipun masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
Menjadi Notaris, sudah aku catatankan dalam buku impianku. Sebelum aku putuskan untuk mengambil fakultas hukum, aku sudah memetakan impianku. Mulai lulus tahun brp, menjadi apa setelah lulus, bahkan dalam usia berapa hal tersebut dapat terwujud. Aku yakin Tuhan akan membantun mewujudkan impianku. Alam semesta mengaamiinkan dan bergerak dengan arah yang tak terduga. Seperti aku dapat melanjutkan kuliah S2 Magister Kenotariatan. Sesuatu yang tak mungkin, karena beberapa kali kondisi keluarga yang tak mungkin mewujudkan impian tersebut. Lagilagi tangan Tuhan bergerak dan nggak ada tidak mungkin, jika sudah berkehendak.
 
Setelah lulus Magister Kenotariatan, tak berhenti sampai disitu. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, hingga dapat mengajukan surat pengangkatan menjadi Notaris, antara lain : magang. Magang? Iya, sesuatu yang wajib bagi lulusan Magister Kenotariatan yang ingin berkibrah sebagai Notaris dan diatur dalam Undang-Undang Jabatan Notaris.
Pencarian tempat magang tak mudah seperti yang dibayangkan. Niat hati, aku ingin berusaha sendiri dalam mendapatkan tempat magang, tanpa bantuan orangtua. Tetap saja, belum berjodoh bahkan PHP dashyat. Aku hanya dapat melihat bahwa mereka begitu sangat angkuh dan takut "tersaingi" dengan calon rekan Notaris. Bagaimana tidak, mereka selalu menanyakan "mau buka dimana?" Aku hanya menjawab belum tahu. Tidak semua para penerima magang mau berbagi ilum tentang kenotariatan. Bahkan ironisnya, mereka merasa tersaingi. Mereka lupa sewaktuwaktu posisi mereka berbalik 7000kali. Kata "Kesombongan'itulah yang aku lihat pada Notaris yang telah mem-PHP-kanku. Hanya umbar janji hingga akhir ini tidak ada kabarnya. Janji manis.

Ada hikmah dalam PHP.  Akhirnya aku lelah untuk mendapatkan tempat magang. Mau nggak mau, aku menerima tawaran untuk magang ditempat temannya. Aku ingin berusaha sendiri dan terbebas dari bayangan Papa tapi tetap saja tidak bisa. Aku menyetujui untuk magang di rekanan Notaris Papa. Alhasil aku diterima untuk magang hingga saat ini.


Aku niatkan langkahku hanya untuk beribadah padaMu. Aku hanya bersyukur apa yang Tuhan berikan, terutama pemberian tempat magang yang asyik. Aku katakan asyik karena didalamnya bahkan bosnya tidak pelit ilmu. Aku dicerahkan dengan dunia kenotariatan sesungguhnya. Terimakasih Tuhan telah membuat mereka PHP-in aku. Aku banyak belajar dari sikap para Notaris yang tergolong kaya, terkenal namun tak punya hati, bahkan dengan mudah meremehkan orang lain. Hanya sekedar tahu, tidak semua Notaris mau berbagi ilmunya. Alhamdulillah aku mendapatkan bos dan para pegawai yang baik. Terimakasih Tuhan atas caramu menggiringku mewujudkan impianku. Tetaplah tuntun aku menjadi Noataris dan membahagiakan keluargaku secepatnya, terutama Papa dan Mama. Meskipun matematika manusia lebih lemah, tapi aku percaya matematika Allah lebih hebat. Hanya modal KEYAKINAN! Itu saja dalam mewujudkan impian kita.

Yakin... Yakin...Yakin.. Ikhtiar!


April 2014

Kamis, 10 April 2014

Kembali Tak Ada Arti

Apa yang kau pikirkan hingga menghubungiku kembali? Hanya sekedar iseng? Atau mulai merasakan kehilanganku? Sepertinya opsi terakhir, jauh diluar prediksi. Kau hanya teringat sesaat tentang kita. Antara kau dan aku masih bersama untuk mewujudkan impian bersama tapi dulu. 

Aku bahagia saat kau menghubungiku kembali, bahkan rasa rindu itu masih ada untukmu. Tapi untuk apa rasa itu saat ini? Tak ada gunanya. Hanya sampah, bahkan limbah yang menjijikan.

Salahku juga tibatiba teringat masa kita, bahkan membuka memori indah bersama. Aku tak mengerti kenapa filefile tentang kau terbuka kembali. Kini, kau hanya ilusi dan setengah milik yang lain. Cukup!

April 2014

Terima Kasih, Tuhan.

Indriasih Karesa, nama pemberian orangtua. Menurut kamus arti nama, kata "Indriasih" berarti dewi yang cantik, sedangkan  "karesa" belum pernah menemukan artinya apa meskipun sudah sering berselancar berbagai kamus dan mbah google.hihi...


Tak terasa, waktu menggiringmu melewati hidup sudah hampir seperempat abad lebih. Wow... Makin dewasa (red:tua). hiks... Banyak peristiwa yang Tuhan berikan selama ini. Yang mengajarkan banyak ilmu menjadi lebih baik.

Tuhan, aku hanya dapat bersyukur Kau masih memberiku waktu menjadi lebih baik dan membahagiakan orang-orang sekitarku, terutama orang-orang yang menyayangiku. Izinkan aku untuk membahagiakan mereka secepatnya.

Tuhan, maafkan aku telah melakukan banyak kesalahan dan kelalaian. Aku masih saja bandel dan nakal akan aturanMu. Aku masih saja "melawan" kehendakMu. Aku masih saja "membantah" perintahMu. Namun, Kau masih tetap menyayangiku, bahkan selalu ada untukku. Apalagi disaat  aku "terjatuh" karena pola tingkahku yang ceroboh. Iya, karena aku tanpa sadar "menjauh" darimu. Maafkan aku, Tuhan.

Tuhan, terimakasih untuk semuanya. Aku tahu Kau akan memberikan yang terbaik untukku, meskipun terkadang aku belum cerdas membaca firmanMu disekelilingku. Aku yakin Kau akan mengabulkan semua permintaanku, meskipun orang-orang sekitarku mencemooh bahkan menghina tentang impianku. Bagi mereka mustahil terwujud, tapi aku yakin dapat terwujud jika Kau sudah menghendaki dan Kau yang mengatur semua cara untuk dapat mewujudkan impianku. Aku sangat yakin Kau akan menggiringku mewujudkan impianku, Tuhan.


Tuhan, bolehkah aku meminta sesuatu yang special di hari lahirku, 10 April 2014? Aku yakin Kau menjawab "Boleh, Indri". Aku ingin meminta berikanlah rasa takut padaMu agar aku terhindar dari segala hal yang menjauhkanku padaMu. Aku ingin selalu dekat denganMu dan rasulMu. Bantu aku mewujudkan secepatnya membahagiakan Papa, Mama, Aa, dan Opi baik materi maupun inmateri yang berkah dan banyak. Pertemukan dan satukan menjadi halal, aku dengan seseorang yang Kau ridhoi menjadikan imam untukku, yang menghantarkanku makin dekat denganMu, kedua orangtua, dan saudara kita masingmasing, serta yang mempunyai pemikiran yang sama untuk dapat bermanfaat seluaslusanya untuk orang lain, baik dengan materi maupun inmateri hanya untuk mendapatkan ridhoMu. Tidak perlu cakap, namun yang dapat menyejukan hatiku. Aku berharap Kau ridho untuk menggelarkannya pada selambatlambatnya akhir tahun 2014. Pertemukan aku dengan para sahabatkku, tetehku dan para abangku, berikanlah mereka kebahagian dan kesehatan. Aku ingin bersilaturahmi dengan mereka, Tuhan. Tolong bantu aku agar mudah menemui mereka dan tetap sambung hati dengan mereka karenaMu. Aku merindukan mereka, Tuhan. Bantu aku untuk terus berkarya di bidang penulisan dan kenotariatan, Tuhan. Aku yakin Kau akan mengabulkan semua permintaanku. Bantu aku untuk mewujudkannya, Tuhan. Tolong kirimkan para malaikatMu dan "utusanMu" untuk menggiringku mewujudkan impianku tersebut.


Tuhan, terimakasih untuk semuanya. Semua atas nikmatMu yang tak terhingga.Terimakasih sudah mengirimkan para malaikat dan utusanmu yang telah menyayangiku, bahkan selalu mendoakanku dalam diam. Terimakasih Tuhan masih memberikan kesempatan atas nikmat usia. 

Terima kasih untuk diriku sendiri yang selalu berusaha menjadi baik hanya untukNya dan kedua orangtua. Aku tahu kamu berusaha keras untuk berespon benar atas setiap sikap orang yang menghina, memaki, mencemoohmu. Aku bangga kamu masih bersikap baik dengan orang-orang tersebut, meskipun aku tahu kamu masih meneteskan airmata karena perlakuan mereka. Kamu masih tetap tersenyum. Terimakasih kamu berusaha untuk tetap tersenyum dan berespon baik atas ketentuan Tuhan. Aku yakin Tuhan akan memberikan kebahagian yang tak terhingga kelak. Bersabarlah. Aku bangga padamu, Indriasih Karesa. Love u so much, honey.



Jiwa, 10 April 2014



Kado Terindah Di Hari Lahir-ku

Terimakasih Peri Unguku atas kado terindah di hari lahiku. Aku bahagia. Aku masih ingat janji kita untuk bertemu dan meluapkan rasa rindu. Maafkan aku masih cemburu, padahal aku tahu kau masih mencintaiku. Kita tetap saling mencinta dalam diam. Diam untuk mencintaimu. Aku sayang padamu, peri unguku. Arista Devi



Pada Hari Kelahiran
: Neng Echa

telah kau baca
sepasang sajak berjarak di stasiun kereta
yang sengaja kutuliskan hanya untukmu
agar kita yang sama-sama merindu
kelak bisa menuai janji temu di kota Jakarta
sementara saat menunggu
kita tetap bisa menikmati perjalanan tanpa kehabisan bekal harapan

jangan kau gantung mendung di wajahmu, Neng
jika karena tiada sapaku, kau mengira aku lupa pada harimu
hari dimana pertama kalinya kau menyapa dunia
aku sengaja mengamini doa-doa untukmu yang tak pernah habis dipanjatkan
diam-diam, dalam diam
kau sendiri yang mengatakan padaku, Neng
kau ingin dicintai dalam diam
sebab kau takut dan tak ingin tenggelam dalam lautan kemanjaan
yang di dasarnya penuh dengan karang kecemburuan

ah apa pun inginmu, Neng
mulai hari ini, awali perjalanan barumu
kau bisa pilih naik kereta atau berlari layaknya kaki-kaki rusa
kejar dan carilah ia selagi kau bisa
ini harimu, Neng
seperti yang pernah kau katakan
Tuhan akan mengabulkan doa-doa kebaikan
tanpa perlu keraguan, tanpa perlu diragukan

Ruh, 10 April 2014

Senin, 07 April 2014

Kau Datang Untuk Apa?

Tuhan mengutus seseorang mempunyai misi dan visi. Utusan Tuhan memberikan kita latihan untuk mempersiapkan kehidupan saat ini atau masa depan. Kita dipertemukan dengan "utusan" Tuhan yang berbagai karakter. Ada yang super baik hingga super menjengkelkan. 

Kita dilatih dengan keberadaan mereka. Terutama melatih kesabaran. Kesabaran menerima ketentuan Tuhan. Kita berlatih untuk pandai mengelolah pikiran atas keberadaan mereka. Mereka hadir dapat menjadi penyelamat bahkan penghancur kehidupan. Hati-hatilah atas keberadaan mereka!

Sayangnya, kita belum mampu mempertajam radar kita untuk membaca kehadiran mereka. Kita baru menyadari visi dan misi mereka ketika kita sudah tenggelam atas kehadiran mereka. Dan hanya waktu yang dapat menjawab visi dan misi keberadaan mereka. Kita berusaha untuk meminimalisir efek penghancur atas kehadirannya. Sebaliknya, mereka sebagai penyelamat dan pembangkit kita menjadi lebih baik dihadapan Tuhan dan makhluknya. Yuk, kita harus tetap waspada dalam pengambilan "hikmah" di setiap kehadiran seseorang dan peristiwa.
 


April 2014.

Minggu, 06 April 2014

Lumpuhkan Ingatanku

Ada rasa yang aneh tadi malam. Aku bertemu dengan dia kembali. Kita bertemu dalam mimpi. Kau sangat lesu bahkan kumuh. Apakah yang sedang kau alami?

Aku ingin segera menghubungimu. Otakku tak mampu mengingat nomormu. Nomormu sudah terhapus lama dalam kontak handphoneku. Aku tidak berhenti sampai disitu. Aku masih tetap mencari nomormu, mungkin masih tersimpan dicatatanku. Alhasil, aku tak menemukanmu. Ada kegelisahan, segera ingin menghubungimu. 

Akhirnya, aku memutuskan untuk tak melanjutkannya. Aku harus melupakan pertemuan kita. Sudahlah. Kita memang sudah ditakdirkan berpisah. Bahkan Tuhan sudah tak mengizinkanku untuk mengingat nomormu, padahal dulu aku dapat mengingat nomormu yang banyak. Kini, Tuhan telah lumpuhkan ingatanku.


Aku hanya berharap kau dalam keadaan baik-baik dan makin bahagia dengan pilihanmu. Pilihanmu bersama wanita lain. Pagelaranmu sebentar lagi akan berkumandang. Selamat! Semoga pagelaranmu sukses.



April 2014

Jumat, 04 April 2014

Tentang Kamu


Raut wajahmu sudah menunjukan bahwa kau marah. Namun kau hanya diam dan berkata "Tidak marah". Bahkan kau mencari titik pandang menolak tatapanku. Aku hanya ingin kau ungkapkan bahwa kau marah padaku.

Aku bersikap keras bahkan kasar, selain mengungkapkan rasa kekesalanku atas sikapmu, sisi lain aku ingin melihatmu marah. Aku menunggu moment ketika kau berani mengutarakan marahmu. Aku tahu kau sangat susah mengungkapkan marahmu. Marahmu hanya diam, diam, diam, dan didukung bahasa tubuhmu yang tak ingin bersama. Aku tahu itu.

Kali ini, aku ingin membantumu agar kau dapat meluapkan rasa marahmu. Kau hanya diam, diam, diam, dan hanya mengeluarkan sedikit kata. Bahasa tubuhmu sudah ingin segera pergi dariku. Disaat aku terus menanyakanmu "Silakan marah! Ungkapkan! Manusia wajar untuk marah". Tetap saja. Kau mendiam.

Dan akhirnya, kau memutuskan untuk meninggalkanku. Alasanmu, saya masih ada rapat. Aku tahu itu hanya alasanmu agar tak "tertekan" pertanyaanku. Aku juga tahu bahwa kau ada jadwal selanjutnya, dan bukan ada rapat. Raut wajahmu dan bahasa tubuhmu tidak dapat dibohongi. Kau mulai kebingungan bersikap menghadapiku.

Marahmu masih tetap berlanjut, saat kita bertemu kembali. Iya, bertemu setelah kau memutuskan untuk break. Raut wajahmu masih tersimpan kemarahan dan kekesalan terhadapku. Aku menyadari sikapku telah membuatmu tidak nyaman. Aku bersikap mempunyai sebab dan ingin mengingatkanmu agar menjadi lebih baik, terutama dapat menghargai orang. Aku sadari caraku yang terakhir salah. Aku sudah berusaha menggunakan cara terhalusku, lamalama sedikit frontal. Alhasil, sikapku menumbuhkan kemarahanmu.

Kemarahanmu masih tersimpan rapi. Sikapmu berubah total. Aku paham tentang kemarahanmu. Aku juga akan bersikap sama, jika dihadapkan pada posisimu. Aku telah menawarkan berkalikali agar kita dapat duduk bareng dan menemukan solusi terbaik untuk masingmasing. Apa reaksimu? Hanya diam. Tidak ada respon. Hadeuhh... Hobbymu, terdiam, diam, dan mendiam.

Kau, sosok yang unik bin aneh. Tuhan mengirimkanmu dalam kehidupanku, pasti mempunyai visi dan misi. Entah tentang apa, aku belum menemukan. Terimakasih kau melatihku kembali untuk bersabar, bahkan menahan emosiku, meskipun ujungujungnya aku meledakledak. Terimakasih kau tetap sabar menghadapiku, terutama kebawelanku. Dan kau hanya membalas dengan senyuman. Cerita indah tentang kita. Terima kasih telah membuat cerita dalam kehidupanku.


April 2014

Cukup!

"Kamu sehat?", pesan singkatmu.
"Alhamdulillah sehat. Kamu?"
"Iya".

Tibatiba kau hadir kembali dalam hidupku, setelah sekian lama kau hilang. Sejak kau putuskan untuk mengakhiri impian kita bersama dan memilih pilihan orangtuamu. Kita menutup semua akses, termasuk dengan keluarga dan rekanrekanmu.


Setiap kehadiranmu, masih tersimpan sisa luka. Tapi tak ingin merasakan sisa luka yang mulai mengering. Kau tetaplah bersama wanitamu. Cukup. Aku hanya ingin hidup dengan duniaku. Tanpa campur tangan dirimu. Aku hanya ingin hidup dengan impianku, tanpa cam;uran impianmu. Cukup.


April 2014


Selasa, 01 April 2014

Hadiah Peri Unguku


Sepasang Sajak Berjarak di Stasiun Kereta : Neng Echa

1/ 
Di Stasiun Tawang itu ia termangu, menunggu Kereta Fajar Utama Pada empat puluh menit yang tertunda, ia sibuk mengeja makna perjalanan hidupnya Orang-orang datang dan berlalu, dan ia hanya bisa menunggu Beberapa orang dilihatnya berpelukan, entah merayakan perpisahan atau memeluk harapan pertemuan Ia terpekur, serasa mengukur kedalaman hatinya sendiri Sejak kapan beribu kenangan itu berenang di telaga rasanya, dan kenapa ia tak pernah benar-benar bisa mengusirnya Cinta memang tak pernah bersalah, tapi rindu sering kali menjadi sembilu Ia tatap rel yang memanjang, matanya tak sanggup menangkap bayang di ujung jalan : bilakah kereta-kereta itu akan berakhir di stasiun terakhir ataukah mesti berhenti di tengah perjalanan? Ketika peluit dan decit roda besi berderit, suara batinnya menjeritkan peringatan : Jangan terlalu dipikirkan tentang kereta itu, kamu hanyalah penumpang! Ia menghembuskan napas lega, berusaha menjeda sisa rasa sakit di hulu hatinya


2/ 
Andai aku ada bersamamu, akan kuajak kau berbincang tentang kisah perjalananku Di antara orang-orang asing itu, tertinggal keping-keping kenangan asingku Tentang sepenggal perjalanan, yang berpangkal madu tapi berujung racun Denting piano yang melagukan Gambang Semarang, menyambut kedatangan menghantar kepergian Serupa harapanku padamu yang kerap kukirim melalui doaku, agar kau selalu bisa melagukan tembang itu dengan senyummu Sepasang rel itu seperti harapan dan doa, yang selalu menjadi tempat berpijak roda kehidupan kita Dan balok-balok bantalan itu serupa usaha kita, agar bertahan seberat apa pun harus menahan beban Ketika bertemu persimpangan di ujung jalan, kita harus berani menentukan pilihan Sekali lagi, Neng kita hanyalah penumpang yang tak akan melewatkan detik saat berdampingan dengan berbincang Tak usah peduli pada kereta yang dijalankan masinisnya, biarkan saja melaju bersama waktu Seperti aku dan kamu yang melaju bersama harapan, tak henti belajar menjadi masinis bagi kereta cita dan cinta kita Aku bukan sesiapamu, pun kamu bukan sesiapaku Tapi dari keterasingan dalam bising di Stasiun Tawang itu Kita sama-sama tahu, bahwa aku ada untukmu dan kau ada untukku

Bauhinia Land 2014