Minggu, 22 Desember 2013

22 Desember


Hai my blog, apakabar? Sudah lama, aku tidak mengunjungi. Hapunten pisan. Saat ini, aku belaga sok sibuk. Banyak banget kegiatan dan pikiran ektra beberapa hari ini. Tapi aku teap ingat kamu, myblog. hihihi.. :D 

Hmm... aku agak kikuk neh. Dah lama banget tidak meluncurkan jemariku. hihi.. 
Aku mau cerita ajalah. Banyak banget yang telah terjadi dan itu luar biasa. Gimana nggak luar biasa? Aku mendapatkan banyak hal. Yuk mari kita bercerita.hihi.. ^_^

Tanggal 22 Desember, biasa diperingati Hari Ibu. Para Ibu mempunyai peran yang luar biasa dalam membentuk karakter anak. Ibu adalah guru pertama. Aku pikir kenapa ada hari Ibu? Kenapa hanya pada tanggal 22 Desember saja? Bukannya setiap hari adalah hari Ibu? Bahkan dalam hadist disebutkan kata "Ibumu, Ibumu, Ibumu, lalu Ayahmu".

"Dari Abu Khurairoh ra: berkata: " Ada seseorang datang kepada Rasulullah saw dan bertanya:" Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya pergauli dengan sebaik-baiknya?" Beliau menjawab: "Ibumu". Ia bertanya: "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab:"Ibumu". ia bertanya: "Kemudian siapa?" Beliau menjawab:"Ibumu". ia bertanya kembali:"Kemudian siapa?". Beliau menjawab: 'Ayahmu". (H.R. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: ‘Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak saya pergauli dengan sebaik-baiknya?” Beliau menjawab:” Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, dan kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat denganmu”.

 


Jadi sudah jelas bahwa Ibu adalah akar dari sebuah kemuliaan seseorang. Bila kita ingin hidup mulia di dunia dan akhirat, maka berbakti kepada orangtua terutama Ibu. Aku pernah mendengarkan suatu kajian bahwa berbakti kepada orangtua seperti jihad dijalanNya. Seperti telah diriwayatkan oleh sahabat Rasulullah, Uwaiz (Aku belum berkunjung ke mbah google. Jadi hapunten kalau salah tulisannya.hikz.. ). Sahabat Rasulullah tersebut sangat mencintai dan merindukan bahkan ingin bertemu Rasulullah. Namun, ia tidak dapat meninggalkan Ibunya karena sudah renta dan sakit. Uwais hanya dapat menangis ketika musim haji tiba. Kerinduang Uwais ingin bertemu Rasulullah sangat tinggi hingga Rasulullah meninggal dunia, ia belum dapat bertemu Rasulullah. Saat itu, ia masih menemani Ibunya hingga meninggal dunia.

Sahabat Rasulullah, Abu Bakar ra. mendapatkan pesan terakhir Rasulullah. Rasulullah berkata “Ketika musim haji, carilah pemuda yang bernamaUwais dari Yaman. Titip salam untu Uwais”. Setiap musim haji ketika ada rombongan jamaah haji dari Yaman, Abu Bakar selalu menanyakan kenalkah dengan Uwais dan selalu mendapat jawaban “Tidak”. Suatu ketika Abu Bakar mendapat kabar ada rombongan haji dari Yaman, beliau bertanya dan menemukan Uwais sedang mengembala kambing milik para jamaah haji. Abu Bakar menyampaikan salam untuk Uwais dari Rasulullah. Abu Bakar menanyakan “Kenapa kau tidak menemui Rasulullah bila kau sangat merindukannya?’ Uwais menjawab:” Aku mempunyai tanggungan yaitu Ibuku. Ibuku sudah renta. Aku menemani beliau hingga akhir hayatnya.”

Kisah Uwais, mengajarkan kepada kita bahwa sesibuk apapun kita tetaplah untuk berbakti kepada orangtua, terutama Ibu. Apalah artinya bila harta berlimpah namun kita terlantarkan ayah ibu kita. Mereka yang dengan rela mengurusa dan mendidik kita dari kecil. Bahkan tetap mengawasi kita meskipun kita telah berkeluarga.

Hari Ibu adalah setiap hari. Tidak dibatasi oleh waktu dan hanya pada tanggal 22 Desember. Aku ikut bereurofia untuk mengekpresikan kasih sayangku kepada Mama. Meskipun setiap hari aku membiasakan diri untuk bilang ke Mama “Nok sayang Mama.” Kecup pipi kiri kanan, plus tos hidup. hihi… 

Aku sudah melatih diri untuk mengungkapkan rasa sayangku sekitar 3 tahun yang lalu. Berawal dari kebiasaan aku mendengarkan talkshow mengenai keluarga dan karakter. Perlahanlahan aku mencoba mengaplikasikan apa yang aku dengar dan isengiseng menguji apakah benar itu ada efeknya? Aku nggak percaya kalau itu aka nada hasilnya. Jadi sebagai buktinya, aku lakukan dan sekarang malah ketagihan. Hihihi… 



Awalnya, aku pikir aku nggak akan bisa mengekspresikan rasa sayangku. Gimana nggak yakin dengan diri sendiri? Aku termasuk tipe yang serius dan kaku. Sejak kecil, aku tergolong introvert, cuek, dingin terhadap lingkungan sekitar apalagi dengan keluarga. Mungkin dengan basic keluargaku yang unik hingga aku terbentuk seperti itu. Hihi…



Aku mulai mempraktikan jurus-jurus kasih sayang dengan menggunakan “The Magic Words” yang terdiri dari: “Terima Kasih, minta tolong, meminta maaf”.  Karena aku nggak biasa mengekspresikan rasa sayangku, aku memilih untuk berkirim sms kepada Mama dan Papa bahkan adik-adikku. Aku mengucapkan terima kasih kepada mereka telah menemaniku dan memberikan kasih sayang selama ini. Diakhiri dengan ‘I Love U”. so cuwiittt… :-D

Awalnya, aku agak janggal berkirim sms hal tersebut. Namun kapan lagi coba kita dapat mengungkapkan rasa sayang kita? Mau tunggu sampai kapan? Sedangkan umur kita nggak tahu sampai kapan? Mau tetap diam aja? Gimana mereka mau tahu kalau kita tidak kasih tahu? Bnyak pertanyaan yang hinggap di otakku saat itu.hihihi…

Kalau diperhatikan, sekilas terkesannya lebay banget apalagi untuk tipe orang yang serius dan kaku. Tapi sutralahh. Terpenting mereka tahu, aku sayang banget sama mereka. Hihihi…


Jadi untuk saat ini, Alhamdulillah aku mendapatkan hasil atas “kelebayanku”.hihihi… orangtuaku terutama Papa yang kaku, dapat lebih luwes bahkan makin lengket padaku. Asyikk… modal utama untuk dapat izin untuk ngebolang. Hihihi… Tapi tetap aja susah dapat izin ngebolang.hikz…

Bagiku, keluarga adalah surge mini dunia. Bila kita sudah nyaman dalam keluarga maka sudah mendapatkan surga. Hubungan keluarga tidak hanya terhadap orangtua melainkan dengan sesame saudara. Alangkah indahnya, kita tetap makin erat dan dekat secara emosional meskipun jarak memisahkan karena maisngmasing telah berkeluarga. Maka mulailah dari sekarang apalagi saat belum pada menikah. Ketika kita sudah memabangun cinta sebelum menikah kepada para saudara kita, insyaallah aku yakin hubungan kita tetap erat dan hangat meskipun sudah berkeluarga kelak.

Jadi yang belum menikah, mari kita perbaiki hubungan kita dengan orangtua terutama Ibu dan saudara-saudara. Jadi ingat dengan nasehat sang guru bahwa:


“Pernikahan sebagai jembatan untuk menndekatkan pasangan untuk lebih dekat dengan Tuhan, berbakti kepada orangtua, dan makin dekat dengan saudara-saudaranya.”


Jika kita sudah menyadari tujuan hidup tersebut. Insyaallah kita akan menjadi makin baik dihadapanNya bahkan menjadi penyelamat untuk orangtua dan pasangan kita dihadapanNya. Insyaallah. Aamiin. J

Widihhhh… ko tibatiba serius ya? Hihihi *plak
Hal tersebut memang tidak mudah namun bisa. Asalkan mau menurunkan ego untuk samasama menjadi baik dan saling sinergis dalam kebaikan sekecil apapun. Hihihi…

Puset dah… ceritaku malah ngelantur begini. Intinya aku hanya ingin bilang “Ungkapkalah rasa sayangmu tidak hanya dangan tindakan namun ucapkanlah agar mereka tahu. Kau sayang padanya. Taka pa dibilang lebay padahal mereka senang juga.hihihi.. “  *Berlaku hanya untuk keluarga dan para sahabat, NO PACAR!!! Kecuali kalau dah HALAL  ^_^

“Jangan pernah percaya tulisan ini. Sebelum melakukannya sendiri”.

 Udah dulu ah. Aku mencoretcoret dindingmu, my blog. Kapankapan aku main lagi ya? Tapi nggak bisa janji.hihihi… aku tetap mantau dari kejauhan, my blog. Terima kasih my blog sudah mendengarkan ceritaku. Pagi hari ini, semoga penuh berkah dan segala kebaikan terlimpah untuk kita semua yang menghantarkan kita lebih dekat denganNya. Aamiin Ya Rabb  ^_^



Cirebon, 23 Desember 2013