Menjelang
baksos, Cirebon diguyur hujan. Aku agak
khawatir apakah pesertanya pada datangkah? Cirebonn, frekuensi hujannya luar
biasa. Dari pagi hingga pagi lagi. Seperti satu hari sebelum baksos, hujan
penuh dan persiapan baksos belum selesai. Tibatiba, aku dapat kabar untuk rapat
di pondok. Rapat dadakan untuk pembentukan jadwal mengajar anak-anak tahfidz. Aku
menawarkan diri menjadi relawan untuk membantu ngajar di pondok. Setidaknya ada
tenagaku dipersembahkan untuk berjuang dijalanNya. Apalagi untuk anak-anak tahfidz.
Penghafal Quran, insyaallah keberkahan mereka sedikit tertular untukku. Setidaknya,
aku belajar untuk mempersiapkan diri sebagai Ibu yang dapat mencetak generasi
qurani. Aamiin.hihihi…(Mahkota yang selalu terbayang, ketika seorang anak
menghafalkan al quran maka hadiah terindah adalah mahkota berkilau seisi dunia
untuk orangtuanya )
Eh…
malah curhat.hihihi… kembali ke lappy. Ups…
Memang
benar, ketika tubuh ini dipersembahkan untukNya, maka segala hal akan
dimudahkan. Dalam Al Quran sudah dijelaskan, tertera dalam sural Al Imran tp
aku lupa ayatnya. Hihihi… (lagi suka mengkaji surat Al Imran. Iyaiyalah suka,
baru belajar mengkaji surat Al Imran -_- ) Aku merasakannya saat baksos ini, diluar
dugaan. Bagaimana tidak menakjubkan? Baksos Cirebon tidak mempunyai dana bahkan
kita memutuskan tidak mencari dana. Dana darimana coba? Ada bingkisan,
pengobatan, dan pengajian. Pastinya memerlukan dana yang lumayanlah.
Namun,
Allah lagi, Allah lagi… memberikan jalan. Aku dipertemukan dengan sosok yang
luar biasa bahkan tanpa basa basi mengatasi semuanya. Selain punya tim yang
hebat, seperti Mas Rio dan Kang Ferdi. Sosok ini sangat misterius dan tidak
boleh diketahui oleh siapapun, termasuk timku. Hihihi… (Tapi tetap ada wujudnya
lho. Aku panggil dengan sebutan Mbah “X”.piss :D ) Permintaannya yang cukup
aneh, agar disembunyikan identitasnya. Yang lain berlombalomba untuk menunjukan
diri. Lha… Mbah “X” ini tidak mau menunjukan diri. Mungkin khawatir nanti
tambah terkenal. Jadi makin bingung ngatur jadwalnya. Dipanggil sana sini. Hihihi…
(Lhoo.. makin ngelantur aja seh. Back to… ) Tak hanya ada Mbah “X” saja
melainkan para donator yang lain. Kaliann kereenn bangett. J
***
Proses
yang paling menyenangkan dalam persiapan baksos adalah belanja dan hujanhujanan.
Dengar kata “Belanja” mataku langsung berbinarbinar. Jelaslah berbinarbinar,
aku hobi belanja. Terutama belanja berlian, tas, sepatu bermerek (Mulai deh
khayal. Padahal sering belanja di cimol. Ups.. ketahuan :D ) Saat mendapatkan
tugas untuk belanja, aku langsung mengiyakan padahal kondisi lagi hujan. Hujan?
Nggak masalah tuh. Aku suka banget hujannn. Dan yang penting, aku ada alasan
untuk hujanhujanan. Ritual yang sudah lama, aku tinggalkan. Hihihi…
Bagiku,
hujan itu suatu berkah. Hujan menggambarkan kedamaian. Setiap rintikan hujan,
tersimpan rindu. Rindu untuk berjumpa. Eh… mulai deh so cuittt. Hushh… (Terasa
tersihir dengar kata hujan.hihihi.. :D )
Hujanhujanan
sambil belanja bingkisan. Aku diajak oleh Mbah “X” untuk menemaninya belanja.
Mbah “x” menawarkan beberapa opsi. Mbah “X” mengajak untuk belanja di salah
satu pusat grosir. Aku mengikuti langkahnya. Mbah terlihat cekatan untuk mengambil
item demi item yang akan dijadikan bingkisan. Akhirnya terpilihlah gula, teh,
dan minyak sayur. Sesi belanja pun
selesai. Dan aku bahagia karena bisa
hujanhujanan.hihihi.. :D
***
Aku mulai
kecanduan untuk hujanhujanan. Setelah selesai rapat, ternyata masih hujan. Aku harus
segera meluncur ke tempat baksos. Karena bingkisan belum dipacking.hihihi… Mau
tidak mau, langkahku menerjang hujan. Lagilagi aku suka hujan. Terjang hujan
meskipun aku bawa paying. Tetap aja, aku memilih untuk sedikit bersentuhan
dengan rintikan hujan. Dasar bandel.Hihihi….
Saat
ditempat baksos, pak koordinator sedang sibuk untuk menata ruangan. Mas Rio
dibantu oleh Ayah dan saudaranya. Saat itu, diagendakan untuk glasi resik
bareng tim Rumah Zakat namun mereka ada acara di Kuningan, maka tidak dapat
hadir. Jadi hanya aku, Mas Rio, ayah Mas Rio dan saudaranya. Aku kebagian tugas
untuk membungkus bingkisan sebanyak 200 buah. Wow… gilaa. Banyak banget.
Sendirian pula. Lagilagi karena Allah, pekerjaan itu menjadi ringan.
Alhamdulillah 200 bingkisan selesai dipacking, sembari dibantu oleh saudaranya
Mas Rio.
Tak terasa,
waktunya sudah agak malam. Cirebon gelap gulita. Alamak, aku melihat jam
tanganku. Ternyata aku telat pulang. Pantesan saja, orang rumah sudah sibuk
meneleponku dan tak terdengar. Kebiasaan jelekku, handphone selalu disilent. Dan
itu membuat orang rumah kesal bahkan marahmarah. Anak gadisnya susah dihubungi.
Nggak di Cirebon, Semarang, orangtuaku selalu memantauku baik sms maupun
telepon. Setiap waktu, dari sebelum tidur hingga bangun tidur.hihi… Apalagi saat di Cirebon, mereka tetap
memantau anak-anaknya terutama para gadisnya. Ketika sudah malam, si gadis
belum sampai rumah. Jangan diharap mereka tenang. Mereka akan sibuk menghubungi
gadisnya bahkan menelepon temanteman anaknya, hanya sekedar menanykan ada
dimana sekarang. Bila perlu, Aa akan diutus menjemput si gadisnya. Aa, adik
lelakiku satusatunya. Pahlawanku, ketika aku tak berani pulang malam dan
berpergian malam. Namun saat itu, aku terpaksa pulang sendiri, karena Aa sedang
ada di Jakarta. L
***
19 Januari 2014, waktu yang ditunggu-tunggu.
Aku bersiapsiap sambil menunggu kedatangan snack. Cirebon masih diguyur hujan.
Aku masih berpikir hujan itu berkah. Apapun yang terjadi, tetap lanjut meskipun
hujan. “Keikhlasan seseorang terlihat ketika sedang hujan. Tetap lanjut atau
berhenti dirumah”, nasehat temanku. Hihihi… Benar juga she. Suasana yang nyaman
untuk tetap stay dirumah apalagi di pulau kapuk. Hujan cuy. :D *lemparselimut
“Tok..tok..tok..”
Suara pintu depan terdengar. Ternyata, pesanan snackku telah datang.
“Nok,
snacknya dah datang. Udah siap belum? Cepatan lho. Dah siang.”.ujar Mamaku. Padahal
jam menunjukkan pukul 7.00 WIB. Kita kumpul dulu untuk pemantapan, sebelum
launching. :D
“Belum.
Bentar lagi.”, ujarku. Aku masih berkutat dengan jilbabku. Eh… Mamaku ikut
semangat. Hihihi…
Aku segera
meninggalkan rumah. Udah diusir juga sama mama.hihihi… Tak lupa, aku meminta
restu agar baksosnya lancar. Aku yakin
ridho Allah adalah ridho orangtua. :D
***
Acara
baksos dimulai, para tim menempati posisinya masingmasing. Sedangkan aku sesi jepratjepret.
Sekalikali mengecek hal apa yang kurang. hihihi…
Hampir
aja lupa. Baksos Cirebon dibantu banyak relawan rumah zakat. Pusett dahh… Rumah
Zakat bawa pasukannya ribuan. Cukup 15 orang dan seru. Gimana nggak seru?
Mereka adalah para mahasiswa yang muda belia. Terasa ikutan muda dan
nostagila.hehehe… Mereka mempunyai semangat yang luar biasa. Ceria, muda,
semangat. Mereka terdiri dari mahasiswa akper dan akbid. Sayangnya, aku nggak
terlalu ingat nama mereka. Hadeuhh…
kebiasaan jelek deh. Selalu nggak hafal nama orang yang baru pertama kali
ketemu. Aku hanya inget satu nama yaitu Euis. Selain Jubaedah dan Mas Adam -_-
Tidak
hanya, ada relawan Rumah Zakat. Melainkan ada tim dokter. Tim dokter terdiri
dari dokter Ribud, dokter Yeyen, dan dokter Dina. Plus dokter Rio. Mari kita
mulai bercerita dari dokter Ribud. Dokter Rubud sebagai dokter umum dan
bertugas di Rumah Sakit Pertamina. Dokter Yeyen bertugas di Rumah Sakit Bedah
Medimas bareng dokter Rio. Sedangkan dokter Dina bertugas di Rumah Sakit
Gunungjati.
Diselasela
pengobatan, ada sesi pengajian juga lho. Pengajian dengan tema Maulid Nabi.
Masih ingatkan Nabi Muhammad lahir tanggal berapa? Pasti pada tahu, tanggal 12
Rabiul Awal adalah kelahiran nabi Muhammad Saw. Pas banget. Tanggal 19 Januari
2014 bertepatan dengan bulan Rabiul Awal, tepatnya tanggal 17 Rabiul Awal.
Islam juga punya bulan kasih sayang yaitu Rabiul Awal. Dimana kita harus selalu
mengingat Rasulullah, minimal dengan bershalawat. Karena Rasulullah yang akan
menolong umatnya untuk mendapatkan syafaatnya. Ada petikan hadist tp aku nggak
ingat lengkapnya. Hanya yang sering menyebut namaku, maka aku (red: Rasulullah)
akan menghampirinya. Yuk.. kita belajar untuk selalu bershalawat disetiap waktu.
Pengajian
disampaikan oleh Ustadz Rosyad. Ustadz Rosyad, tim dakwah pondok pesantren Al
Bahjah. Pondok pesantren Al Bahjah dipimpin oleh Buya Yahya. Buya Yahya, ulama
kelahiran Blitar dan lulusan universitas Yaman. Pondok Al Bahjah mengadakan
kajian setiap Sabtu dan Minggu pagi. Info lengkapnya langsung meluncur aja ke www.buyayahya.org. ^_^
Tahap
demi tahap susunan acara baksos terlampaui. Alhamdulillah selesai dengan
lancar. Tak hanya baksos di Cirebon saja, melainkan di kota yang lainnya.
Bahkan baksos Jakarta, mereka rela menghantam banjir demi menyelenggarakan
baksos.
Terima
kasih Tuhan telah menjodohkanku bertemu dengan orangorang hebat. Meskipun jasad
terpisah, sambungan hati karenaMu tetap terjalin. Bahkan dipertemukan kembali
di JannahMu. Aamiin ^_^
*THE
END