Idea : Arvan Pradiansyah
Written by : Riri Artakusuma
Cinta
ku sederhana. Bagai siang bertemu malam, Bagai bulan bersanding dengan
sang bintang, selalu bersama mengiring untuk saling mengisi dan
melengkapi. Sesederhana itulah setiap harinya dan kan selamanya
perumpaan cinta yang kan ku beri pada mu. –RA-
Sunguh
sebuah pembuka hari yang sangat indah, ketika di Jum’at pagi ini saya
kembali berkesempatan untuk mendampingi Arvan Pradiansyah, narasumber
program Smart Happiness di smartfm. Bertepatan dengan ulang tahun sang
istri, Mas Arvan, begitu saya biasa memanggil beliau, mengajak saya
untuk membahas tentang cinta dan pernikahan dengan topik “
Regarding Love & Marriage”. Sungguh topik yang saya yakini tak hanya indah di telinga saya, namun juga di telinga para pendengar setia smart happiness.
Sebelum
membahas topik ini, saya sempat melihat wajah Mas Arvan penuh dengan
mata yang berkaca-kaca. Nampak haru rupanya, beliau merefleksikan cinta
dan pernikahannya dengan sang istri tercinta. Apalagi setelah lagu “
Through Years by Kenny Rogers”
di putar sebelum perbincangan di mulai, nampak air mata itu semakin
terlihat. Namun lebih jauh saya tidak akan membahas suasana haru
tersebut. Saya ingin menuliskan apa yang telah saya dengar dan dapatkan
pagi ini.
Ada seorang bijak yang mengatakan “
the highest happiness on earth is marriage”.
Pernikahan merupakan jalan yang baik untuk menyempurnakan hidup. Karena
dengan menikah dua pasang manusia bisa saling melengkapi. Mungkin ada
yang tidak setuju dengan pendapat ini, bahwa menikah merupakan jalan
menyempurnakan hidup dan saling melengkapi. Tak apa. Silahkan saja,
karena menikah atau tidak itu berpulang pada pilihan masing-masing.
Namun, karena saya sebagai muslim, saya meyakini bahwa menikah adalah
suatu jalan yang sangat dicintai, tidak hanya oleh Tuhan saya tapi juga
manusia termulia yang saya junjung tinggi, Muhammad SAW.
Bahkan saking karena menikah merupakan sunnah nya yang sangat dianjurkan, beliau mengatakan “
An-nikahu
sunnati, Faman raghiba assunati falaysaa minni. – Menikah adalah sunnah
ku, maka siapa yang tidak menjalankan sunnah ku, maka dia bukanlah
bagian dari ummat ku..”. Saya pun meyakini bahwa Tuhan punya maksud
yang lebih maknawi, dengan menganjurkan ummat nya untuk menikah. Bukan
sekedar untuk berbagi cinta, lebih dari itu adalah untuk melengkapi
kehidupan kita yang secara lahiriyah memang ditakdirkan tidak bisa hidup
sendiri. Kembali kepada perbincangan saya dengan Mas Arvan pagi ini,
tentang sebuah pernikahan, bahwa ada 5 point yang mesti diperhatikan
untuk mencapai sebuah perkawinan yang bahagia.
1. Perkawinan yang bahagia sesungguhnya bukanlah perkawinan yang tanpa masalah
Tidak
ada sebuh perkawinan yang hadir tanpa masalah. Bahkan kita hidup
didunia ini sudah satu paket dengan sebuah masalah. Apalagi sebuah
perkawinan. Hal ini mesti disadari karena memang sesunguhnya perkawinan
hadir dari dua orang yang berbeda. Berbeda watak, berbeda culture. Jadi
hampir tidak mungkin jika perkawinan tanpa masalah. Perkawinan yang
bahagia itu adalah perkawinan yang bisa menyelesaikan sendiri semua
persoalan yang dihadapi dengan cinta dan kepercayaan. Karenanya
perkawinan harus dibangun dengan sebuah kedewasaan diantara keduanya
(suami & istri).
2. Sebuah perkawinan hanya bisa bertahan jika ia melahirkan cinta kedua
Dalam
perkawinan harus ada 2 cinta. Cinta pertama adalah cinta birahi dan
cinta yang kedua adalah cinta yang universal. Dalam bahasa arab dikenal
dengan
mawaddah dan
rahmah. Perkawinan awalnya mesti dilandasi
mawaddah terlebih dahulu. Karena jika tidak diawali
mawaddah
maka tidak mungkin perkawinan itu menjadi sesuatu yang menarik dan
menggairahkan. Namun begitu jika dalam perkawinan cinta tersebut tidak
berkembang menjadi
rahmah, menjadi cinta yang universal, maka
perkawinan tersebut akan bercerai. Cinta birahi sifatnya hanya
mementingkan diri sendiri dan ia akan mudah memudar, sedangkan dalam
perkembangannya seharusnya dalam perkawinan mesti dikembangkan cinta
yang lebih tulus, tanpa pamrih, cinta yang berusaha memberi bukan
meminta.
3. Hadiah terbesar oleh seorang ayah kepada anak-anaknya adalah mencintai ibu mereka
Jangan
pernah anda mengatakan mencintai anak-anak anda, jika dengan ibu mereka
saja anda tidak sayang. Dalam sebuah penelitian membuktikan, bahwa
seorang anak yang melihat ibunya diperlakukan buruk oleh ayahnya, itu
akan jauh lebih membuat diri si anak terluka daripada jika dirinya
sendiri diperlakukan buruk oleh ayahnya. So, renungkanlah kalimat ini.
4. Perkawinan itu sesungguhnya adalah perjanjian di depan Tuhan
Pesan
terbesar dari point ke 4 ini adalah, bagaimana sepasang suami dan istri
mampu untuk menjaga komitmennya dalam sebuah perkawinan. Komitmen dalam
perkawinan bukan semata-mata perjanjian di hadapan manusia, tapi juga
di hadapan tuhan. Bahwa seorang istri ataupun suami berjanji untuk
menjaga perkawinan selamanya sampai mati. Jika saja komitmen dengan
tuhan ini diabaikan maka bagaimana dengan komitmen-komitmen lainnya?
Apakah orang yang tidak menjaga komitmen, mampu di percaya??
5. Ujian dari sebuah perkawinan adalah sebuah kesempatan
Apakah
anda setia dengan pasangan anda, akan di uji dengan berbagai
kesempatan-kesempatan. Mintalah pada tuhan untuk menutup
kesempatan-kesempatan yang membuat anda tidak setia dengan pasangan
anda.
Itulah 5 poin yang kami perbincangkan pada pagi ini,
tentang bagaimana perkawinan yang bahagia. Saya ingin menekankan bahwa
apa yang saya dan Mas Arvan perbincangkan pagi ini, dengan menjabarkan
kelima poin diatas, adalah merupakan penambahan khasanah pengetahuan
saja, bagaimana agar perkawinan bisa selaras dan berjalan bahagia. Masih
banyak referensi-referensi lainnya yang mungkin bisa anda dapatkan
untuk lebih memahami dan belajar membina keluarga dan perkawinan yang
tidak hanya sakinah, namun juga
mawaddah wa rahmah.
Sebuah
pengetahuan yang sangat baik sekali untuk bisa kita aplikasikan di
kehidupan, terutama bagi anda yang memang sudah menikah. Semoga sedikit
rangkuman ini bisa menambah pengetahuan anda untuk lebih baik menjaga
kualitas cinta dan kasih sayang anda dalam perkawinan bersama dengan
pasangan anda. Lantas, bagaimana dengan yang belum menikah?. Jadikan apa
yang kita ketahui saat ini sebagai bekal untuk bisa kita aplikasikan
kelak kita menikah dan hidup dalam sebuah perkawinan bersama pasangan
kita. Dan sungguh sebuah kata yang bijak sekali, yang disampaikan oleh
Mas Arvan, bahwa “
janganlah anda mencari pasangan yang tepat
untuk diri anda, namun jadilah pasangan yang tepat bagi pasangan anda
saat ini, dan selamanya”.
The happiest Marriage is if you are falling in love many times and always with the same person –Arvan Pradiansyah-
"Kehidupan
rumah tangga adalah kehidupan “kerja”. Ia diwarnai oleh beban-beban dan
kewajiban-kewajiban. Landasan rumah tangga bukan semata kesenangan dan
romantika, melainkan tolong menolong , saling menyempurnakan, saling
mengasihi, dan saling membesarkan hati untuk menanggung beban hidup"
-Hassan Al-Banna-
Semoga bermanfaat!!
Rie
Grha Mandiri, Jum'at, 12 Agustus 2011, 12.30
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=245189232182723