Jumat, 10 Februari 2012

Regarding Love dan Marrige

Idea : Arvan Pradiansyah
Written by : Riri Artakusuma

Cinta ku sederhana. Bagai siang bertemu malam, Bagai bulan bersanding dengan sang bintang, selalu bersama mengiring untuk saling mengisi dan melengkapi. Sesederhana itulah setiap harinya dan kan selamanya perumpaan cinta yang kan ku beri pada mu.  –RA-

Sunguh sebuah pembuka hari yang sangat indah, ketika di Jum’at pagi ini saya kembali berkesempatan untuk mendampingi Arvan Pradiansyah, narasumber program Smart Happiness di smartfm. Bertepatan dengan ulang tahun sang istri, Mas Arvan, begitu saya biasa memanggil beliau, mengajak saya untuk membahas  tentang cinta dan pernikahan dengan topik “Regarding Love & Marriage”. Sungguh topik yang saya yakini tak hanya indah di telinga saya, namun juga di telinga para pendengar setia smart happiness.

Sebelum membahas topik ini, saya sempat melihat wajah Mas Arvan penuh dengan mata yang berkaca-kaca. Nampak haru rupanya, beliau merefleksikan cinta dan pernikahannya dengan sang istri tercinta. Apalagi setelah lagu “Through Years by Kenny Rogers” di putar sebelum perbincangan di mulai, nampak air mata itu semakin terlihat. Namun lebih jauh saya tidak akan membahas suasana haru tersebut. Saya ingin menuliskan apa yang telah saya dengar dan dapatkan pagi ini.

Ada seorang bijak yang mengatakan “the highest happiness on earth is marriage”. Pernikahan merupakan jalan yang baik untuk menyempurnakan hidup. Karena dengan menikah dua pasang manusia bisa saling melengkapi.  Mungkin ada yang tidak setuju dengan pendapat ini, bahwa menikah merupakan jalan menyempurnakan hidup dan saling melengkapi. Tak apa. Silahkan saja, karena menikah atau tidak itu berpulang pada pilihan masing-masing. Namun, karena saya sebagai muslim, saya meyakini bahwa menikah adalah suatu jalan yang sangat dicintai, tidak hanya oleh Tuhan saya tapi juga manusia termulia yang saya junjung tinggi, Muhammad SAW.

Bahkan saking karena menikah merupakan sunnah nya yang sangat dianjurkan, beliau mengatakan “An-nikahu sunnati, Faman raghiba assunati falaysaa minni. – Menikah adalah sunnah ku, maka siapa yang tidak menjalankan sunnah ku, maka dia bukanlah bagian dari ummat ku..”. Saya pun meyakini bahwa Tuhan punya maksud yang lebih maknawi, dengan menganjurkan ummat nya untuk menikah. Bukan sekedar untuk berbagi cinta, lebih dari itu adalah untuk melengkapi kehidupan kita yang secara lahiriyah memang ditakdirkan tidak bisa hidup sendiri. Kembali kepada perbincangan saya dengan Mas Arvan pagi ini, tentang sebuah pernikahan, bahwa ada 5 point yang mesti diperhatikan untuk mencapai sebuah perkawinan yang bahagia.

1.   Perkawinan yang bahagia sesungguhnya bukanlah perkawinan yang tanpa masalah
Tidak ada sebuh perkawinan yang hadir tanpa masalah. Bahkan kita hidup didunia ini sudah satu paket dengan sebuah masalah. Apalagi sebuah perkawinan. Hal ini mesti disadari karena memang sesunguhnya perkawinan hadir dari dua orang yang berbeda. Berbeda watak, berbeda culture. Jadi hampir tidak mungkin jika perkawinan tanpa masalah. Perkawinan yang bahagia itu adalah perkawinan yang bisa menyelesaikan sendiri semua persoalan yang dihadapi dengan cinta dan kepercayaan. Karenanya perkawinan harus dibangun dengan sebuah kedewasaan diantara keduanya (suami & istri).

2.     Sebuah perkawinan hanya bisa bertahan jika ia melahirkan cinta kedua
Dalam perkawinan harus ada 2 cinta. Cinta pertama adalah cinta birahi dan cinta yang kedua adalah cinta yang universal. Dalam bahasa arab dikenal dengan mawaddah dan rahmah. Perkawinan awalnya mesti dilandasi mawaddah terlebih dahulu. Karena jika tidak diawali mawaddah maka tidak mungkin perkawinan itu menjadi sesuatu yang menarik dan menggairahkan. Namun begitu jika dalam perkawinan cinta tersebut tidak berkembang menjadi rahmah, menjadi cinta yang universal, maka perkawinan tersebut akan bercerai. Cinta birahi sifatnya hanya mementingkan diri sendiri dan ia akan mudah memudar, sedangkan dalam perkembangannya seharusnya dalam perkawinan mesti dikembangkan cinta yang lebih tulus, tanpa pamrih, cinta yang berusaha memberi bukan meminta. 

3.     Hadiah terbesar oleh seorang ayah kepada anak-anaknya adalah mencintai ibu mereka
Jangan pernah anda mengatakan mencintai anak-anak anda, jika dengan ibu mereka saja anda tidak sayang. Dalam sebuah penelitian membuktikan, bahwa seorang anak yang melihat ibunya diperlakukan buruk oleh ayahnya, itu akan jauh lebih membuat diri si anak terluka daripada jika dirinya sendiri diperlakukan buruk oleh ayahnya. So, renungkanlah kalimat ini.

4.     Perkawinan itu sesungguhnya adalah perjanjian di depan Tuhan
Pesan terbesar dari point ke 4 ini adalah, bagaimana sepasang suami dan istri mampu untuk menjaga komitmennya dalam sebuah perkawinan. Komitmen dalam perkawinan bukan semata-mata perjanjian di hadapan manusia, tapi juga di hadapan tuhan. Bahwa seorang istri ataupun suami berjanji untuk menjaga perkawinan selamanya sampai mati. Jika saja komitmen dengan tuhan ini diabaikan maka bagaimana dengan komitmen-komitmen lainnya? Apakah orang yang tidak menjaga komitmen, mampu di percaya??

5.     Ujian dari sebuah perkawinan adalah sebuah kesempatan
Apakah anda setia dengan pasangan anda, akan di uji dengan berbagai kesempatan-kesempatan. Mintalah pada tuhan untuk menutup kesempatan-kesempatan yang membuat anda tidak setia dengan pasangan anda.

Itulah 5 poin yang kami perbincangkan pada pagi ini, tentang bagaimana perkawinan yang bahagia. Saya ingin menekankan bahwa apa yang saya dan Mas Arvan perbincangkan pagi ini, dengan menjabarkan kelima poin diatas, adalah merupakan penambahan khasanah pengetahuan saja, bagaimana agar perkawinan bisa selaras dan berjalan bahagia. Masih banyak referensi-referensi lainnya yang mungkin bisa anda dapatkan untuk lebih memahami dan belajar membina keluarga dan perkawinan yang tidak hanya sakinah, namun juga mawaddah wa rahmah.

Sebuah pengetahuan yang sangat baik sekali untuk bisa kita aplikasikan di kehidupan, terutama bagi anda yang memang sudah menikah. Semoga sedikit rangkuman ini bisa menambah pengetahuan anda untuk lebih baik menjaga kualitas cinta dan kasih sayang anda dalam perkawinan bersama dengan pasangan anda. Lantas, bagaimana dengan yang belum menikah?. Jadikan apa yang kita ketahui saat ini sebagai bekal untuk bisa kita aplikasikan kelak kita menikah dan hidup dalam sebuah perkawinan bersama pasangan kita. Dan sungguh sebuah kata yang bijak sekali, yang disampaikan oleh Mas Arvan, bahwa “janganlah anda mencari pasangan yang tepat untuk diri anda, namun jadilah pasangan yang tepat bagi pasangan anda saat ini, dan selamanya”.

The happiest Marriage is if you are falling in love many times and always with the same person –Arvan Pradiansyah-

"Kehidupan rumah tangga adalah kehidupan “kerja”. Ia diwarnai oleh beban-beban dan kewajiban-kewajiban. Landasan rumah tangga bukan semata kesenangan dan romantika, melainkan tolong menolong , saling menyempurnakan, saling mengasihi, dan saling membesarkan hati untuk menanggung beban hidup"  -Hassan Al-Banna-

Semoga bermanfaat!! 

Rie
Grha Mandiri, Jum'at, 12 Agustus 2011, 12.30
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=245189232182723

Tidak ada komentar:

Posting Komentar