Kamis, 23 Januari 2014

Cahaya Diantara Cahaya

Pertemuan yang tak pernah terduga, antara kau dan aku. Pertemuan yang singkat namun tetap berkesan. Terkadang aneh. Adakah yang akan disampaikan Tuhan dengan menghadirkanmu. Entahlah. Setidaknya kau hadir disaat duniaku gelap. kau memberikan cahayamu. cahayamu yang makin bersinar. bahkan membuat mataku silau dan sakit. Aku menyadari arti hadirmu.

Tuhan mengirimkanmu dalam kehidupanku, pasti ada maksud. Kau datang disaat duniaku gelap. Kau memberikan cahaya. Aku mulai merasakan kehangatan cahaya darimu. Cahayamu makin bersinar namun mataku makin silau bahkan mataku makin sakit. Sudah, cukup beri aku cahaya kecil saja.

 
Namun, aku belum mampu menerima cahayamu yang makin bersinar. Aku masih membutuhkan cahaya kecil saja. Bagiku, cukup dengan cahaya kecil. Cahaya yang akan menerangi kehiudpanku yang gelap. Perlahanlahan, cahaya itu akan membuatku menjadi bersinar. Bersinar untuk sekelilingku. Cahaya yang tak akan sirna meskipun angin menerjang.

Aku tak menyalahkan cahayamu. Aku saja yang belum mampu. Aku bukan membencimu. Aku saja yang belum sanggup menyimpan cahayamu. Aku bukan menolakmu. Aku saja yang belum menerima kehadiranmu. Aku hanya takut menyelingkuhi Tuhanku. Hanya itu.

Namun, izinkan aku untuk melepaskan cahayamu. Aku tak ingin kecanduan. Aku hanya ingin berdiri dengan cahayaku sendiri. Cahaya yang aku ciptakan sendiri dan Tuhanku. Aku hanya ingin belajar untuk menjalankan apa yang disukai Tuhanku. Aku hanya ingin mendapatkanmu dengan caraNya. Aku hanya ingin menjalankan aturanNya. Hanya itu.

Aku hanya insan yang belum sanggup mengendalikan rasaku. Aku hanya insan yang selalu khilaf bahkan lalai. Aku hanya insan yang rapuh bahkan mudah terlena. Aku yang salah. Bukan kamu. Menjauh bukan berarti tak peduli. Hanya Rabbku, itu yang lebih penting.

Tolong pahami itu saja.


Cirebon, 23 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar