Hai
my blog, apakabar? Sudah lama, aku tidak mengunjungi. Hapunten pisan. Saat ini,
aku belaga sok sibuk. Banyak banget kegiatan dan pikiran ektra beberapa hari
ini. Tapi aku teap ingat kamu, myblog. hihihi.. :D
Hmm...
aku agak kikuk neh. Dah lama banget tidak meluncurkan jemariku. hihi..
Aku
mau cerita ajalah. Banyak banget yang telah terjadi dan itu luar biasa. Gimana
nggak luar biasa? Aku mendapatkan banyak hal. Yuk mari kita bercerita.hihi..
^_^
Tanggal
22 Desember, biasa diperingati Hari Ibu. Para Ibu mempunyai peran yang luar
biasa dalam membentuk karakter anak. Ibu adalah guru pertama. Aku
pikir kenapa ada hari Ibu? Kenapa hanya pada tanggal 22 Desember saja? Bukannya
setiap hari adalah hari Ibu? Bahkan dalam hadist disebutkan kata "Ibumu,
Ibumu, Ibumu, lalu Ayahmu".
"Dari
Abu Khurairoh ra: berkata: " Ada seseorang datang kepada Rasulullah saw
dan bertanya:" Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya
pergauli dengan sebaik-baiknya?" Beliau menjawab: "Ibumu". Ia
bertanya: "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab:"Ibumu".
ia bertanya: "Kemudian siapa?" Beliau menjawab:"Ibumu". ia
bertanya kembali:"Kemudian siapa?". Beliau menjawab: 'Ayahmu".
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain dikatakan: ‘Wahai
Rasulullah, siapakah yang paling berhak saya pergauli dengan sebaik-baiknya?”
Beliau menjawab:” Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, dan kemudian yang
lebih dekat dan yang lebih dekat denganmu”.
Jadi
sudah jelas bahwa Ibu adalah akar dari sebuah kemuliaan seseorang. Bila kita
ingin hidup mulia di dunia dan akhirat, maka berbakti kepada orangtua terutama
Ibu. Aku pernah mendengarkan suatu kajian bahwa berbakti kepada orangtua
seperti jihad dijalanNya. Seperti telah diriwayatkan oleh sahabat Rasulullah,
Uwaiz (Aku belum berkunjung ke mbah google. Jadi hapunten kalau salah
tulisannya.hikz..
). Sahabat Rasulullah tersebut sangat mencintai dan merindukan bahkan ingin
bertemu Rasulullah. Namun, ia tidak dapat meninggalkan Ibunya karena sudah
renta dan sakit. Uwais hanya dapat menangis ketika musim haji tiba. Kerinduang
Uwais ingin bertemu Rasulullah sangat tinggi hingga Rasulullah meninggal dunia,
ia belum dapat bertemu Rasulullah. Saat itu, ia masih menemani Ibunya hingga
meninggal dunia.
Sahabat
Rasulullah, Abu Bakar ra. mendapatkan pesan terakhir Rasulullah. Rasulullah
berkata “Ketika musim haji, carilah pemuda yang bernamaUwais dari Yaman. Titip
salam untu Uwais”. Setiap musim haji ketika ada rombongan jamaah haji dari
Yaman, Abu Bakar selalu menanyakan kenalkah dengan Uwais dan selalu mendapat
jawaban “Tidak”. Suatu ketika Abu Bakar mendapat kabar ada rombongan haji dari
Yaman, beliau bertanya dan menemukan Uwais sedang mengembala kambing milik para
jamaah haji. Abu Bakar menyampaikan salam untuk Uwais dari Rasulullah. Abu Bakar
menanyakan “Kenapa kau tidak menemui Rasulullah bila kau sangat merindukannya?’
Uwais menjawab:” Aku mempunyai tanggungan yaitu Ibuku. Ibuku sudah renta. Aku
menemani beliau hingga akhir hayatnya.”
Kisah
Uwais, mengajarkan kepada kita bahwa sesibuk apapun kita tetaplah untuk
berbakti kepada orangtua, terutama Ibu. Apalah artinya bila harta berlimpah namun
kita terlantarkan ayah ibu kita. Mereka yang dengan rela mengurusa dan mendidik
kita dari kecil. Bahkan tetap mengawasi kita meskipun kita telah berkeluarga.
Hari
Ibu adalah setiap hari. Tidak dibatasi oleh waktu dan hanya pada tanggal 22
Desember. Aku ikut bereurofia untuk mengekpresikan kasih sayangku kepada Mama. Meskipun
setiap hari aku membiasakan diri untuk bilang ke Mama “Nok sayang Mama.” Kecup
pipi kiri kanan, plus tos hidup. hihi…
Aku
sudah melatih diri untuk mengungkapkan rasa sayangku sekitar 3 tahun yang lalu.
Berawal dari kebiasaan aku mendengarkan talkshow mengenai keluarga dan
karakter. Perlahanlahan aku mencoba mengaplikasikan apa yang aku dengar dan
isengiseng menguji apakah benar itu ada efeknya? Aku nggak percaya kalau itu aka
nada hasilnya. Jadi sebagai buktinya, aku lakukan dan sekarang malah ketagihan.
Hihihi…
Awalnya,
aku pikir aku nggak akan bisa mengekspresikan rasa sayangku. Gimana nggak yakin
dengan diri sendiri? Aku termasuk tipe yang serius dan kaku. Sejak kecil, aku
tergolong introvert, cuek, dingin terhadap lingkungan sekitar apalagi dengan
keluarga. Mungkin dengan basic keluargaku yang unik hingga aku terbentuk
seperti itu. Hihi…
Aku
mulai mempraktikan jurus-jurus kasih sayang dengan menggunakan “The Magic Words”
yang terdiri dari: “Terima Kasih, minta tolong, meminta maaf”. Karena aku nggak biasa mengekspresikan rasa
sayangku, aku memilih untuk berkirim sms kepada Mama dan Papa bahkan
adik-adikku. Aku mengucapkan terima kasih kepada mereka telah menemaniku dan
memberikan kasih sayang selama ini. Diakhiri dengan ‘I Love U”. so cuwiittt…
:-D
Awalnya,
aku agak janggal berkirim sms hal tersebut. Namun kapan lagi coba kita dapat
mengungkapkan rasa sayang kita? Mau tunggu sampai kapan? Sedangkan umur kita
nggak tahu sampai kapan? Mau tetap diam aja? Gimana mereka mau tahu kalau kita
tidak kasih tahu? Bnyak pertanyaan yang hinggap di otakku saat itu.hihihi…
Kalau
diperhatikan, sekilas terkesannya lebay banget apalagi untuk tipe orang yang
serius dan kaku. Tapi sutralahh. Terpenting mereka tahu, aku sayang banget sama
mereka. Hihihi…
Jadi
untuk saat ini, Alhamdulillah aku mendapatkan hasil atas “kelebayanku”.hihihi…
orangtuaku terutama Papa yang kaku, dapat lebih luwes bahkan makin lengket
padaku. Asyikk… modal utama untuk dapat izin untuk ngebolang. Hihihi… Tapi
tetap aja susah dapat izin ngebolang.hikz…
Bagiku,
keluarga adalah surge mini dunia. Bila kita sudah nyaman dalam keluarga maka
sudah mendapatkan surga. Hubungan keluarga tidak hanya terhadap orangtua
melainkan dengan sesame saudara. Alangkah indahnya, kita tetap makin erat dan
dekat secara emosional meskipun jarak memisahkan karena maisngmasing telah
berkeluarga. Maka mulailah dari sekarang apalagi saat belum pada menikah. Ketika
kita sudah memabangun cinta sebelum menikah kepada para saudara kita,
insyaallah aku yakin hubungan kita tetap erat dan hangat meskipun sudah
berkeluarga kelak.
Jadi
yang belum menikah, mari kita perbaiki hubungan kita dengan orangtua terutama
Ibu dan saudara-saudara. Jadi ingat dengan nasehat sang guru bahwa:
“Pernikahan
sebagai jembatan untuk menndekatkan pasangan untuk lebih dekat dengan Tuhan,
berbakti kepada orangtua, dan makin dekat dengan saudara-saudaranya.”
Jika
kita sudah menyadari tujuan hidup tersebut. Insyaallah kita akan menjadi makin
baik dihadapanNya bahkan menjadi penyelamat untuk orangtua dan pasangan kita
dihadapanNya. Insyaallah. Aamiin. J
Widihhhh…
ko tibatiba serius ya? Hihihi *plak
Hal
tersebut memang tidak mudah namun bisa. Asalkan mau menurunkan ego untuk
samasama menjadi baik dan saling sinergis dalam kebaikan sekecil apapun. Hihihi…
Puset
dah… ceritaku malah ngelantur begini. Intinya aku hanya ingin bilang “Ungkapkalah
rasa sayangmu tidak hanya dangan tindakan namun ucapkanlah agar mereka tahu.
Kau sayang padanya. Taka pa dibilang lebay padahal mereka senang juga.hihihi.. “ *Berlaku hanya untuk keluarga dan para
sahabat, NO PACAR!!! Kecuali kalau dah HALAL ^_^
“Jangan
pernah percaya tulisan ini. Sebelum melakukannya sendiri”.
Udah dulu ah. Aku mencoretcoret dindingmu, my
blog. Kapankapan aku main lagi ya? Tapi nggak bisa janji.hihihi… aku tetap
mantau dari kejauhan, my blog. Terima kasih my blog sudah mendengarkan
ceritaku. Pagi hari ini, semoga penuh berkah dan segala kebaikan terlimpah
untuk kita semua yang menghantarkan kita lebih dekat denganNya. Aamiin Ya Rabb ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar