Kamis, 23 Januari 2014

Baksos Penuh Cinta (Part 2)



Menjelang baksos, Cirebon diguyur hujan.  Aku agak khawatir apakah pesertanya pada datangkah? Cirebonn, frekuensi hujannya luar biasa. Dari pagi hingga pagi lagi. Seperti satu hari sebelum baksos, hujan penuh dan persiapan baksos belum selesai. Tibatiba, aku dapat kabar untuk rapat di pondok. Rapat dadakan untuk pembentukan jadwal mengajar anak-anak tahfidz. Aku menawarkan diri menjadi relawan untuk membantu ngajar di pondok. Setidaknya ada tenagaku dipersembahkan untuk berjuang dijalanNya. Apalagi untuk anak-anak tahfidz. Penghafal Quran, insyaallah keberkahan mereka sedikit tertular untukku. Setidaknya, aku belajar untuk mempersiapkan diri sebagai Ibu yang dapat mencetak generasi qurani. Aamiin.hihihi…(Mahkota yang selalu terbayang, ketika seorang anak menghafalkan al quran maka hadiah terindah adalah mahkota berkilau seisi dunia untuk orangtuanya )
Eh… malah curhat.hihihi… kembali ke lappy. Ups…
Memang benar, ketika tubuh ini dipersembahkan untukNya, maka segala hal akan dimudahkan. Dalam Al Quran sudah dijelaskan, tertera dalam sural Al Imran tp aku lupa ayatnya. Hihihi… (lagi suka mengkaji surat Al Imran. Iyaiyalah suka, baru belajar mengkaji surat Al Imran -_- )  Aku merasakannya saat baksos ini, diluar dugaan. Bagaimana tidak menakjubkan? Baksos Cirebon tidak mempunyai dana bahkan kita memutuskan tidak mencari dana. Dana darimana coba? Ada bingkisan, pengobatan, dan pengajian. Pastinya memerlukan dana yang lumayanlah.
Namun, Allah lagi, Allah lagi… memberikan jalan. Aku dipertemukan dengan sosok yang luar biasa bahkan tanpa basa basi mengatasi semuanya. Selain punya tim yang hebat, seperti Mas Rio dan Kang Ferdi. Sosok ini sangat misterius dan tidak boleh diketahui oleh siapapun, termasuk timku. Hihihi… (Tapi tetap ada wujudnya lho. Aku panggil dengan sebutan Mbah “X”.piss :D ) Permintaannya yang cukup aneh, agar disembunyikan identitasnya. Yang lain berlombalomba untuk menunjukan diri. Lha… Mbah “X” ini tidak mau menunjukan diri. Mungkin khawatir nanti tambah terkenal. Jadi makin bingung ngatur jadwalnya. Dipanggil sana sini. Hihihi… (Lhoo.. makin ngelantur aja seh. Back to… ) Tak hanya ada Mbah “X” saja melainkan para donator yang lain. Kaliann kereenn bangett.  J
***
  Proses yang paling menyenangkan dalam persiapan baksos adalah belanja dan hujanhujanan. Dengar kata “Belanja” mataku langsung berbinarbinar. Jelaslah berbinarbinar, aku hobi belanja. Terutama belanja berlian, tas, sepatu bermerek (Mulai deh khayal. Padahal sering belanja di cimol. Ups.. ketahuan :D ) Saat mendapatkan tugas untuk belanja, aku langsung mengiyakan padahal kondisi lagi hujan. Hujan? Nggak masalah tuh. Aku suka banget hujannn. Dan yang penting, aku ada alasan untuk hujanhujanan. Ritual yang sudah lama, aku tinggalkan. Hihihi…
Bagiku, hujan itu suatu berkah. Hujan menggambarkan kedamaian. Setiap rintikan hujan, tersimpan rindu. Rindu untuk berjumpa. Eh… mulai deh so cuittt. Hushh… (Terasa tersihir dengar kata hujan.hihihi.. :D )
Hujanhujanan sambil belanja bingkisan. Aku diajak oleh Mbah “X” untuk menemaninya belanja. Mbah “x” menawarkan beberapa opsi. Mbah “X” mengajak untuk belanja di salah satu pusat grosir. Aku mengikuti langkahnya. Mbah terlihat cekatan untuk mengambil item demi item yang akan dijadikan bingkisan. Akhirnya terpilihlah gula, teh, dan minyak sayur.  Sesi belanja pun selesai.  Dan aku bahagia karena bisa hujanhujanan.hihihi.. :D
*** 
Aku mulai kecanduan untuk hujanhujanan. Setelah selesai rapat, ternyata masih hujan. Aku harus segera meluncur ke tempat baksos. Karena bingkisan belum dipacking.hihihi… Mau tidak mau, langkahku menerjang hujan. Lagilagi aku suka hujan. Terjang hujan meskipun aku bawa paying. Tetap aja, aku memilih untuk sedikit bersentuhan dengan rintikan hujan. Dasar bandel.Hihihi….
Saat ditempat baksos, pak koordinator sedang sibuk untuk menata ruangan. Mas Rio dibantu oleh Ayah dan saudaranya. Saat itu, diagendakan untuk glasi resik bareng tim Rumah Zakat namun mereka ada acara di Kuningan, maka tidak dapat hadir. Jadi hanya aku, Mas Rio, ayah Mas Rio dan saudaranya. Aku kebagian tugas untuk membungkus bingkisan sebanyak 200 buah. Wow… gilaa. Banyak banget. Sendirian pula. Lagilagi karena Allah, pekerjaan itu menjadi ringan. Alhamdulillah 200 bingkisan selesai dipacking, sembari dibantu oleh saudaranya Mas Rio.
Tak terasa, waktunya sudah agak malam. Cirebon gelap gulita. Alamak, aku melihat jam tanganku. Ternyata aku telat pulang. Pantesan saja, orang rumah sudah sibuk meneleponku dan tak terdengar. Kebiasaan jelekku, handphone selalu disilent. Dan itu membuat orang rumah kesal bahkan marahmarah. Anak gadisnya susah dihubungi. Nggak di Cirebon, Semarang, orangtuaku selalu memantauku baik sms maupun telepon. Setiap waktu, dari sebelum tidur hingga bangun tidur.hihi…  Apalagi saat di Cirebon, mereka tetap memantau anak-anaknya terutama para gadisnya. Ketika sudah malam, si gadis belum sampai rumah. Jangan diharap mereka tenang. Mereka akan sibuk menghubungi gadisnya bahkan menelepon temanteman anaknya, hanya sekedar menanykan ada dimana sekarang. Bila perlu, Aa akan diutus menjemput si gadisnya. Aa, adik lelakiku satusatunya. Pahlawanku, ketika aku tak berani pulang malam dan berpergian malam. Namun saat itu, aku terpaksa pulang sendiri, karena Aa sedang ada di Jakarta. L
***
   19 Januari 2014, waktu yang ditunggu-tunggu. Aku bersiapsiap sambil menunggu kedatangan snack. Cirebon masih diguyur hujan. Aku masih berpikir hujan itu berkah. Apapun yang terjadi, tetap lanjut meskipun hujan. “Keikhlasan seseorang terlihat ketika sedang hujan. Tetap lanjut atau berhenti dirumah”, nasehat temanku. Hihihi… Benar juga she. Suasana yang nyaman untuk tetap stay dirumah apalagi di pulau kapuk. Hujan cuy. :D *lemparselimut
“Tok..tok..tok..” Suara pintu depan terdengar. Ternyata, pesanan snackku telah datang. 
“Nok, snacknya dah datang. Udah siap belum? Cepatan lho. Dah siang.”.ujar Mamaku. Padahal jam menunjukkan pukul 7.00 WIB. Kita kumpul dulu untuk pemantapan, sebelum launching.  :D
“Belum. Bentar lagi.”, ujarku. Aku masih berkutat dengan jilbabku. Eh… Mamaku ikut semangat. Hihihi…  
Aku segera meninggalkan rumah. Udah diusir juga sama mama.hihihi… Tak lupa, aku meminta restu agar baksosnya lancar.  Aku yakin ridho Allah adalah ridho orangtua. :D
***
Acara baksos dimulai, para tim menempati posisinya masingmasing. Sedangkan aku sesi jepratjepret. Sekalikali mengecek hal apa yang kurang. hihihi…
Hampir aja lupa. Baksos Cirebon dibantu banyak relawan rumah zakat. Pusett dahh… Rumah Zakat bawa pasukannya ribuan. Cukup 15 orang dan seru. Gimana nggak seru? Mereka adalah para mahasiswa yang muda belia. Terasa ikutan muda dan nostagila.hehehe… Mereka mempunyai semangat yang luar biasa. Ceria, muda, semangat. Mereka terdiri dari mahasiswa akper dan akbid. Sayangnya, aku nggak terlalu ingat nama mereka.  Hadeuhh… kebiasaan jelek deh. Selalu nggak hafal nama orang yang baru pertama kali ketemu. Aku hanya inget satu nama yaitu Euis. Selain Jubaedah dan Mas Adam  -_-
Tidak hanya, ada relawan Rumah Zakat. Melainkan ada tim dokter. Tim dokter terdiri dari dokter Ribud, dokter Yeyen, dan dokter Dina. Plus dokter Rio. Mari kita mulai bercerita dari dokter Ribud. Dokter Rubud sebagai dokter umum dan bertugas di Rumah Sakit Pertamina. Dokter Yeyen bertugas di Rumah Sakit Bedah Medimas bareng dokter Rio. Sedangkan dokter Dina bertugas di Rumah Sakit Gunungjati.
Diselasela pengobatan, ada sesi pengajian juga lho. Pengajian dengan tema Maulid Nabi. Masih ingatkan Nabi Muhammad lahir tanggal berapa? Pasti pada tahu, tanggal 12 Rabiul Awal adalah kelahiran nabi Muhammad Saw. Pas banget. Tanggal 19 Januari 2014 bertepatan dengan bulan Rabiul Awal, tepatnya tanggal 17 Rabiul Awal. Islam juga punya bulan kasih sayang yaitu Rabiul Awal. Dimana kita harus selalu mengingat Rasulullah, minimal dengan bershalawat. Karena Rasulullah yang akan menolong umatnya untuk mendapatkan syafaatnya. Ada petikan hadist tp aku nggak ingat lengkapnya. Hanya yang sering menyebut namaku, maka aku (red: Rasulullah) akan menghampirinya. Yuk.. kita belajar untuk selalu bershalawat disetiap waktu.
Pengajian disampaikan oleh Ustadz Rosyad. Ustadz Rosyad, tim dakwah pondok pesantren Al Bahjah. Pondok pesantren Al Bahjah dipimpin oleh Buya Yahya. Buya Yahya, ulama kelahiran Blitar dan lulusan universitas Yaman. Pondok Al Bahjah mengadakan kajian setiap Sabtu dan Minggu pagi. Info lengkapnya langsung meluncur aja ke www.buyayahya.org. ^_^
Tahap demi tahap susunan acara baksos terlampaui. Alhamdulillah selesai dengan lancar. Tak hanya baksos di Cirebon saja, melainkan di kota yang lainnya. Bahkan baksos Jakarta, mereka rela menghantam banjir demi menyelenggarakan baksos.
Terima kasih Tuhan telah menjodohkanku bertemu dengan orangorang hebat. Meskipun jasad terpisah, sambungan hati karenaMu tetap terjalin. Bahkan dipertemukan kembali di JannahMu. Aamiin ^_^


 *THE END

Cirebon, 24 Januari 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar