Selasa, 01 April 2014

Hadiah Peri Unguku


Sepasang Sajak Berjarak di Stasiun Kereta : Neng Echa

1/ 
Di Stasiun Tawang itu ia termangu, menunggu Kereta Fajar Utama Pada empat puluh menit yang tertunda, ia sibuk mengeja makna perjalanan hidupnya Orang-orang datang dan berlalu, dan ia hanya bisa menunggu Beberapa orang dilihatnya berpelukan, entah merayakan perpisahan atau memeluk harapan pertemuan Ia terpekur, serasa mengukur kedalaman hatinya sendiri Sejak kapan beribu kenangan itu berenang di telaga rasanya, dan kenapa ia tak pernah benar-benar bisa mengusirnya Cinta memang tak pernah bersalah, tapi rindu sering kali menjadi sembilu Ia tatap rel yang memanjang, matanya tak sanggup menangkap bayang di ujung jalan : bilakah kereta-kereta itu akan berakhir di stasiun terakhir ataukah mesti berhenti di tengah perjalanan? Ketika peluit dan decit roda besi berderit, suara batinnya menjeritkan peringatan : Jangan terlalu dipikirkan tentang kereta itu, kamu hanyalah penumpang! Ia menghembuskan napas lega, berusaha menjeda sisa rasa sakit di hulu hatinya


2/ 
Andai aku ada bersamamu, akan kuajak kau berbincang tentang kisah perjalananku Di antara orang-orang asing itu, tertinggal keping-keping kenangan asingku Tentang sepenggal perjalanan, yang berpangkal madu tapi berujung racun Denting piano yang melagukan Gambang Semarang, menyambut kedatangan menghantar kepergian Serupa harapanku padamu yang kerap kukirim melalui doaku, agar kau selalu bisa melagukan tembang itu dengan senyummu Sepasang rel itu seperti harapan dan doa, yang selalu menjadi tempat berpijak roda kehidupan kita Dan balok-balok bantalan itu serupa usaha kita, agar bertahan seberat apa pun harus menahan beban Ketika bertemu persimpangan di ujung jalan, kita harus berani menentukan pilihan Sekali lagi, Neng kita hanyalah penumpang yang tak akan melewatkan detik saat berdampingan dengan berbincang Tak usah peduli pada kereta yang dijalankan masinisnya, biarkan saja melaju bersama waktu Seperti aku dan kamu yang melaju bersama harapan, tak henti belajar menjadi masinis bagi kereta cita dan cinta kita Aku bukan sesiapamu, pun kamu bukan sesiapaku Tapi dari keterasingan dalam bising di Stasiun Tawang itu Kita sama-sama tahu, bahwa aku ada untukmu dan kau ada untukku

Bauhinia Land 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar