Kamis, 31 Juli 2014

Surat Kilat

      Tengah malam, aku membuka lappy-ku. Jemariku mulai bersselancar mengetik huruf demi huruf. Tibatiba jemariku mengklik situs yahoo, mengklik email. Aku mulai mengamati barisan email yang bejibun yang sudah lama aku tak cek notification. Mataku melirik sudut dan tersimpan folder khusus, tertulis namamu. Memoriku mulai melayang untuk pertama kali kita berjumpa. Hingga akhirnya berakhir. 
      Memori yang masih tersimpan rapih, meskipun kita telah berpisah. Bagaimana awal kita berkenalan hingga perpisahan. Tersimpan rapih, seperti buktibukti emailmu yang terpatri dalam dinding emailku. Jemariku mulai memainkan perannya. Tanpa sadar, aku mengklik tulisan email. Aku mengirimkan email untukmu. Aku baru menyadari saat email tersebut sudah terkirim. Aku lupa apa yang sudah aku tuliskan. Saat aku mengeceknya di email keluar, ternyata tak ada email terkirim. Entah kemana email tersebut. Apakah tetap terkirim atau memang emailku yang eror. Entahlah. Aku tak peduli. Aku juga bingung sendiri kenapa tibtiba mengirimkan emai untuknya. Aku sudah tak ingin berinteraksi langsung denganmu via telefon maupun sms. Email masih dimaklumkan karena untuk sampai kemungkinannya kecil dan kau jarang mengecek emailnya. Tapi tetap saja, aku tidak akan menghubungimu terus. Mungkin aku mengirimmu email untuk terakhir kalinya. Segala kebaikan terlimpahkan untukmu sekeluarga. Doa adalah sebaikbaiknya cinta yang sesungguhnya. :)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar